Jawa
Temuan Baru Candi di Mantingan Pernah Disebut di Dokumen Belanda Tahun 1915
Pada dokumen ROD sekitar tahun 1915, Dinas Purbakala Belanda melaporkan bahwa di situs tersebut ada keberadaaan candi dan arca Ganesha.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Bangunan candi ditemukan di situs Candi Mantingan, terkubur di dalam tanah di lahan bekas sawah di Dusun Mantingan, Desa Mantingan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Selasa (30/7/2019).
Laporan keberadaan candi sendiri, sempat tertulis pada laporan penemuan dari Dinas Purbakala di masa Belanda dulu atau Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD).
Pada dokumen ROD sekitar tahun 1915, Dinas Purbakala Belanda melaporkan bahwa di situs tersebut ada keberadaaan candi dan arca Ganesha.
Meski demikian, laporan tersebut tidak menyebutkan secara rinci bagaimana bentuk fisik dari penemuan tersebut dan hanya melaporkan secara tertulis bahwa terdapat candi dan arca tersebut di Desa Mantingan.
• Hati-hati, 5 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Kulit Wajah
"Situs Candi Mantingan sebenarnya pernah disebut dalam laporan penemuan dari Dinas Purbakala di masa Belanda dulu atau Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD), tetapi tak menyebut secara rinci. Di laporan itu cuma disebutkan di Desa Mantingan, ada candi dan arca Ganesa," kata Junawan, Pengkaji Cagar Budaya, BPCB Jawa Tengah, Selasa (30/7/2019) saat ditemui Tribunjogja.com di lokasi penggalian di situs Candi Mantingan di Dusun Mantingan, Desa Mantingan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang.
Laporan tersebut ternyata memang menunjukkan di situs tersebut ada candi, terbukti dari penemuan bebatuan candi di lokasi.
Namun entah bangunan candi itu dalam kondisi terkubur saat itu, belum ada petunjuk.
Dugaan awal memang bangunan candi sempat terkubur oleh material vulkanik dari letusan Gunung Merapi ratusan atau bahkan ribuan tahun silam.
Bukti-bukti empirik pun sedang dicari di lapangan.
• Bebatuan Diduga Bagian Bangunan Candi Kuno Ditemukan di Lahan Bekas Sawah di Magelang
Tim dari BPCB Jateng masih mencari struktur yang masih terkubur di sembarang tempat dalam tanah, di tiap sudut, tetapi masih dalam lokasi yang sama.
Sejauh ini temuan yang paling banyak adalah batuan, oleh karena itu, penggalian masih menggunakan alat manual.
Pemetaan situs juga dilaksanakan menggunakan alat pemindai tiga dimensi berbasis laser atau Lasser Scanner 3D ntuk memperjelas situasi medan di dalam lokasi penemuan.
Ada tujuh anggota tim yang diterjunkan terdiri dari pengkaji cagar hudaya, pengolah data, teknisi gambar dan ukur, steller yang membantu merangkai strukur batuan, dan fotografer.
"Pemetaan menggunakan Laser Scanner 3D, untuk mempersingkat penggambar. Data dari alat tersebut diolah di komputer, nanti akan ketahuan petanya seperti apa," ujar Junawan.
• Candi Losari yang Menebarkan Pesonanya Setelah Terendam Air Bertahun-tahun