Pendidikan
Mahasiswa UNY Ciptakan Batalasix, Batu Bata Segi Enam dari Abu Limbah Tulang Sapi yang Tahan Gempa
Tulang tergolong ke dalam jaringan ikat yang memiliki sel dan serabut, terkurung dalam bahan yang keras, maka cocok dengan fungsinya sebagai penunjang
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Sebagai negara yang banyak di kelilingi gunung aktif, serta berada pertemuan lempeng tektonik, Indonesia menjadi sangat rawan terhadap gempa bumi.
Untuk itu, saat memilih bahan bangunan juga harus memperhatikan kekuatan dan ketahanan akan gempa.
Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA UNY merancang bahan bangunan tahan gempa tersebut dengan membuat batu bata segi enam berbahan dasar tulang abu sapi yang diberi nama Batalasix.
Sekelompok mahasiswa tersebut terdiri dari Rania Nova Dechandra Prodi Matematika, Siti Vera Lestari Prodi Pendidikan Matematika dan Wakhid Alamsyah Prodi Fisika.
• Lemari Lila Padukan Kain Batik dan Desain Kasual
Rania Nova Dechandra mengungkapkan, layar belakang pembuatan batu bata segi enam (heksagonal) berbahan dasar tulang abu sapi dikarenakan secara matematika bentuk heksagonal memerlukan lahan lebih hemat 13 persen dan menghasilkan populasi lebih banyak sekitar 15 persen dibanding bentuk segiempat.
Dari hasil penelitian pun menunjukan jika bentuk heksagonal memberikan hasil yang lebih baik dibanding bentuk segiempat.
"Ketika bentuk segienam disusun bersama-sama mempunyai tingkat kerekatan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh simetri putar segienam yang berjumlah enam buah," terangnya melalui siaran resmi yang diterima Tribunjogja.com.
Pemilihan tulang sapi sebagai bahan dasar disebabkan tulang tergolong ke dalam jaringan ikat yang memiliki sel dan serabut, terkurung dalam bahan yang keras, sehingga cocok dengan fungsinya sebagai penunjang serta pelindung.
• Mahasiswa UNY Ciptakan Alat Deteksi Dini Tsunami
"Tulang merupakan jaringan yang sangat keras yang matriksnya tersusun dari serat kolagen, senyawa organik (protein), dan senyawa anorganik, seperti Ca3(PO4)2 sebanyak 85%, CaCO3 sebanyak 10%, CaCl2, MgCl2, MgSO4, dan FeSO4," ungkapnya.
Selain itu, abu tulang sapi juga memiliki kandungan senyawa CaO yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti semen karena CaO merupakan satu dari beberapa bahan pembuatan semen.
Menurutnya tanah liat juga mengandung senyawa CaO di dalamnya.
Namun kandungan senyawa CaO pada tanah liat tidak sebesar kandungan CaO pada abu hasil pembakaran tulang sapi.
"Penambahan abu tulang sapi dengan perbandingan tertentu diharapkan dapat berfungsi sebagai bahan perekat sehingga membuat batu bata yang dihasilkan semakin kuat dan padat," katanya.
Wakhid Alamsyah menerangkan, untuk alat yang perlu disiapkan untuk pembuatan batu bata ini adalah tungku pembakaran, ember, pengaduk, cetakan segienam, sarung tangan, masker.
• Manfaatkan Limbah Salak, Mahasiswa UNY Ciptakan Sepatu Kesehatan
Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan pada penelitian ini adalah tulang sapi, tanah liat, kayu bakar, jerami, minyak tanah dan air.
"Siapkan alat dan bahan lebih dahulu, lalu bersihkan tulang dari sisa daging yang menempel. Tulang sapi tersebut lalu dikeringkan selama 5 hari kemudian dibakar pada suhu 9540 Celcius. Diamkan selama 2 jam lalu abu tulang sapi tersebut dicampur dengan tanah liat dengan perbandingan 1 : 4, 1 : 6 dan 1 : 8 lalu tambah air secukupnya. Campuran abu tulang sapi, air, dan tanah liat diaduk sampai rata," ungkapnya.
Selanjutnya, adonan dicetak dalam cetakan segi enam dan dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3 hari.
Adonan yang sudah kering dibakar dalam suhu 1200 Celcius selama dua hari dan didiamkan selama satu hari.
Batu bata pun siap digunakan.
Sebelumnya, karya ini berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian tahun 2019. (*)