Pendidikan
IKAL DIY dan UGM Jalin Kerjasama Hilirisasi Penelitian Agro untuk Pengentasan Kemiskinan di DIY
IKAL-DIY menjajaki kerjasama hilirisasi penelitian agro untuk pengentasan kemiskinan di DIY dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ikatan Keluarga Alumni Ketahanan Nasioal Daerah Istimewa Yogyakarta (IKAL-DIY) menjajaki kerjasama hilirisasi penelitian agro untuk pengentasan kemiskinan di DIY dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Penjajakan kerjasama diawali dengan Focused Group Discussion (FGD) bersama para akademisi dan pakar UGM serta pengusaha di KPTU Lantai 2 sayap Barat Gedung Senat UGM, Rabu (10/07/2019).
Para panelis yang hadir yakni Dr Drs Paul Soetopo Tjokronegoro, MA, MPE, (Pengusaha/Konseptor Koppasindo Nusantara), Sugiyanto H Semangun, SE M Si (Ketua IKAL DIY), Prof Dr Budi S Daryono, M Agr Sc (Dekan Fakultas Biologi UGM), Prof Dr Ir Ali Agus, DAA, DEA (Dekan Fakultas Peternakan UGM), Dr Jamhari, SP MP (Fakultas Pertanian UGM) dan Dr Danang Sri Hadmoko, S Si, M SC (Agro-technology Innovation Center/PIAT).
• 5 Rekomendasi Mie Ayam di Jogja, dari yang Super Pedas sampai Buka Tengah Malam
Dalam kesempatan tersebut, Paul Sutopo mengatakan Koppasindo telah diminta Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk turut serta membangun Yogyakarta melalui usahanya untuk mengendalikan inflasi daerah,
“Hal ini dilakukan dengan menjaga pasokan barang kebutuhan pokok pangan di pasar, sehingga terhindar dari gejolak harga. Kerjasama Koppasindo dengan Dinas Koperasi DIY diawali dengan penandatangan MoU pada 29 September 2017,” tutur Paul dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjogja.com
Beberapa program inovasi pertanian yang telah diinisiasi salah satunya Gunungkidul (Gundul) Agro – Techno Park atau bisnis incubator yang misi utamanya adalah menciptakan kerja dibidang pertanianberbasiskan teknologi pedesaan
Menurutnya bisnis inkubator mencetak UMKM dan Koperasi.
• Ini Prosedur dan Jadwal Registrasi Calon Mahasiswa Baru UGM Jalur SBMPTN 2019
Produk yang dihasilkan antara lain budidaya lele, tempe tahu sehat dan berkualitas ekspor, budidaya sapi dari pembibitan, pembesaran, hingga penggemukan, kemudian aquaponik ikan dan tanaman, sehingga petani tidak bergantung dengan media tanah.
Lanjutnya, inti dari bisnis inkubator adalah konsep Triple Helix atau sinergi dan penyatuan tiga kalangan yang terdiri dari kalangan akademik, bisnis atau pengusaha dan pemerintah sangat penting untuk mengentaskan kemiskinan di DIY.
“Kalau bicara (revolusi industri) 4.0 tanpa riset tidak mungkin. Bisnis perlu riset, demikian sebaliknya . Kalau kita hanya gantungkan produksi di petani, tentu tidak akan maksimal. Yang dibutuhkan sekarang kolaboratif. Untung bersama. UGM butuh riset ada pendanaan yang cukup,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua IKAL DIY, Sugiyanto Harjo Semangun menekankan bahwa persoalan masalah sistem dan teknologi dan pelaku-pelaku UMKM dapat didentifikasikan, namun hal itu tergantung dengan SDM-nya,
Menurut dia, masalah yang sangat serius saat ini adalah SDM yang kurang memiliki daya saing, khususnya masalah disiplin, karakter dan nasionalisme.
• Dosen UGM Kembangkan Rumput Laut sebagai Peningkat Daya Tahan Tubuh Ikan
Lanjutnya, inti dari ketahanan nasional adalah sejahtera dan aman.
"IKAL DIY siap mendukung kerjasama untuk riset pengembangan Penelitian Agro untuk Pengentasan Kemiskinan di DIY," imbuhnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof Dr Ir Ali Agus mengungkapkan upaya Fakultas Peternakan UGM untuk mengentaskan kemiskinan satu di antaranya pengembangan Sapi Gama atau kepanjangan Gagah dan Macho.