Yogyakarta
Penataan PKL Malioboro Harus Matang
Evaluasi pada penyelenggaraan uji coba semi pedestrian harus menyeluruh. Penataan PKL harus secara pelan-pelan dilaksanakan.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Evaluasi pada penyelenggaraan uji coba semi pedestrian harus menyeluruh.
Untuk pedagang kaki lima (PKL) pun harus segera ditata dengan baik agar mendukung konsep tersebut.
Kepala pusat studi kajian pembangunan jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, Dr Hempri Suyatna menjelaskan, penataan PKL harus secara pelan-pelan dilaksanakan.
PKL pun juga harus disadarkan dan mau untuk ditertibkan.
• Kampoeng Mataraman Olah Hasil Bumi Warga Jadi Berbagai Menu Menarik
"Pemkot bisa memfasilitasi itu bekerjasama paguyuban PKL. Untuk PKL nakal pun harus ditindak," kata Hempri pada Tribunjogja.com, Senin (1/7/2019).
Menurutnya, aksi reresik Malioboro yanh sudah jalan bisa diteruskan.
Hal ini bisa dilakukan dengan semacam lomba atau kompetisi kebersihan antar PKL.
Meski demikian, di sisi lain fasilitas pembuangan sampah, pembuangan air limbah harus diperhatikan.
Standarisasi harga,kualitas makanan juga perlu dijaga.
"Jangan ada PKL yang nutuk harga, " jelasnya.
Adapun, untuk evaluasi harus meliputi berbagai aspek.
Diantaranya adalah terkait dampak ekonomi PKL, mobilitas pengendara sepeda motor dan mobil.
Untuk pejalan kaki juga harus dievaluasi sejauh mana kenyamanannya.
• Semi Pedestrian Malioboro Yogyakarta, Catatan dan Evaluasi
"Terkait keluhan pengusaha di Malioboro penting diperbanyak tempat parkir di beberapa kantong. Andong dan becak juga perlu diperbanyak," jelasnya.
Sekda DIY, Gatot Saptadi menjawab beberapa keluhan para pengusaha di sekitar Malioboro mengenai penurunan omzet.
