Gunungkidul

15 Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Berpotensi Terdampak Kekeringan

Sebanyak 15 Kecamatan berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau 2019 kali ini.

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Dok ACT DIY
Warga di sejumlah wilayah di Gunungkidul mengalami kekeringan 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL -  Sebanyak 15 Kecamatan berpotensi terdampak kekeringan pada musim kemarau 2019 kali ini.

Hingga saat ini sudah ada lima kecamatan yang mengajukan permintaan droping secara resmi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul.

Pabrik Korek Api Terbakar, 30 Korban Tewas Menumpuk dalam Satu Ruangan Terkunci

Kepala Pelaksana BPBD, Gunungkidul Edy Basuki mengatakan kelima kecamatan yang telah mengajukan droping air secara resmi atau tertulis adalah Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, dan Panggang.

5 Inspirasi Gaya Lebaran Ala Yaseera yang Bakal Bikin Penampilanmu Tetap Kece

"Untuk kecamatan seperti Wonosari, Karangmojo saya rasa tidak mengajukan droping air karena sudah terkover oleh PDAM. Walaupun yang terancam adalah skalanya Kecamatan tetapi tidak seluruh kecamatan yang terdampak kekeringan, bisa saja hanya satu atau dusun saja," ucapnya, saat dihubungi Tribunjogja.com, Jumat (21/6/2019).

Ia menyampaikan saat rapat terakhir dengan kecamatan 10 kecamatan baru sebatas pengajuan lisan belum tertulis kepada BPBD Gunungkidul.

"Pengajuan resmi dengan cara pengajuan tertulis, nantinya dari laporan tersebut akan dilaporkan ke pimpinan, Perkiraan puncak musim kemarau pada bula Agustus dan September, kita melihat luasan yang nanti terdampak dan panjangnya musim kemarau jika untuk penanganan lebih lanjut," jelasnya.

Edy mengatakan untuk penanganan kekeringan jangka panjang PDAM perlu memperluas cakupan jaringan, selain itu juga mengembangkan sumber-sumber air dengan cara membangun Spamdes dan Spamdus di masyarakat.

Terdampak Kekeringan Gunungkidul, Warga Desa Tileng Manfaatkan Air Bocoran Pipa PDAM

"Kita akui daerah-daerah yang tidak memiliki spamdes dan spamdus kendalanya kan hanya cakupan PDAM dan juga kalau itu sudah kering masyarakat harus membeli air melalui tangki air atau mengajukan ke kami untuk droping air," ujarnya.

Sementara itu Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan memang sulit untuk mengangkat sumber air tanah dan disalrukan kemasyarakat hal tersebut membutuhkan waktu.

"Kita sulit untuk mengalirkan air, kita bisanya membantu pamdes yang ada sumber2-sumber air di desanya untuk membuat jaringan sendiri, kita bantu mereka untuk mengalirkan air ke rumah-rumah masyarakat," ungkapnya.

Sambung Sultan untuk mengatasi kekeringan jangka panjang masih perlu mencari sumber mata air lagi untuk dapat mencukupi kebutuhan air seluruh Kabupaten Gunungkidul.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved