Gunungkidul
Terdampak Kekeringan Gunungkidul, Warga Desa Tileng Manfaatkan Air Bocoran Pipa PDAM
Dusun Ploso, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul memang menjadi langganan kekeringan tiap tahunnya.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Matahari sudah hampir di atas kepala saat Westini (47) warga Dusun Ploso, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, berjalan ke tempat pipa PDAM yang mengalami kebocoran.
Dusun Ploso, Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul memang menjadi langganan kekeringan tiap tahunnya.
Tak ada sumber air penyebab Desa Tileng menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau.
Ditambah lagi, musim kemarau pada tahun ini datang lebih dini.
• 5 Inspirasi Gaya Lebaran Ala Yaseera yang Bakal Bikin Penampilanmu Tetap Kece
Warga sekitar, termasuk Westini, harus membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Untuk menekan biaya dirinya bersama warga lain memanfaatkan adanya kebocoran pada pipa PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.
"Ini membawa ember dan satu jirigen, biasanya sekali ambil warga sini dua sampai tiga kali," ujarnya pada Tribunjogja.com, Rabu (19/6/2019).
Dengan cara mengalirkan air bocoran pipa melalui potongan-potongan kaleng ke bak penampungan sesekali dirinya bercanda dengan warga lainnya, seakan-akan sudah terbiasa dengan keadaan minim air.
• Kekeringan di Wilayah Gunungkidul Sudah Meluas ke 10 Kecamatan
Tidak adanya sumber air membuat Westini dan warga lainnya hanya bisa memanfaatkan air hujan yang ditambung dalam bak Penampungan Air Hujan (PAH).
"Untuk mengurangi biaya membeli air dari tangki swasta jadi ambil air dari bocoran pipa PDAM. Harga tangki air Rp 110 ribu hingga Rp 140 ribu tergantung lokasinya kalau dari sumber air Sadeng paling murah," kata Westini.
Ia mengatakan jika membeli air melalui tangki swasta hanya mampu bertahan selama 3-4 minggu, tergantung dari pemakaian dan jumlah keluarga.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Edy Basuki menjelaskan data terakhir yang didapat BPBD Gunungkidul sudah ada 10 kecamatan yang terdampak kekeringan, dirimya memperkirakan jika puncak kekeringan.
Pada bulan Agustus dan September maka ada 15 kecamatan yang terancam kekeringan.
• Solusi Atasi Kekeringan, BPBD Bantul Bakal Pasang Tiga Alat Pemanen Air Hujan
"Kami sudah mulai menyalurkan air bersih ke daerah-daerah yang menbutuhkan. untuk daerah yang terdampak saat ini di Kecamatan Girisubo, Rongkop, Purwosari, Tepus, Ngawen, Ponjong, Semin, Patuk, Semanu, dan Paliyan," paparnya.