Kulon Progo
H-2 Lebaran, Volume Kendaraan Pemudik Melintas di Kulon Progo Masih Tinggi
Pemudik bersepeda motor cenderung mendominasi sedangkan kendaraan roda empat jumlahnya mulai menurun.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Kepadatan arus mudik Lebaran 2019 yang melintas di Kulon Progo hingga Senin (3/6/2019) atau H-2 masih cukup tinggi.
Pemudik bersepeda motor cenderung mendominasi sedangkan kendaraan roda empat jumlahnya mulai menurun.
Pos Pantau Dinas Perhubungan Kulon Progo mencatat, pada Senin sejak pukul 00.00 hingga pukul 16.00 tercatat 32.203 unit kendaraan yang melintas dari arah barat maupun timur.
Dari jumlah itu, mobil pribadi sebanyak 14.784 unit dan sepeda motor 16.568 unit.
Semua angka itu tercatat mengalami peningkatan dibanding hari sebelumnya yakni Minggu (2/6/2019) atau H-3.
Pada saat itu, tercatat ada total 46.824 unit mobil dan sepeda motor serta bus yang melintas.
Untuk periode rentang jam yang sama, di hari itu tercatat ada 14.509 mobil dan 15.030 sepeda motor yang melintas.
• H-2 Lebaran, Arus Mudik Kendaraan di Simpang Maguwoharjo Terpantau Lancar Sore Ini
"Setelah ini mungkin ada kecenderungan penurunan arus karena puncak kepadatan terjadi pada H-3 kemarin. Terutama untuk pemudik yang menggunakan mobil,"kata Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian, Dishub Kulon Progo, Bekti Nurada.
Menurutnya, arus lalu lintas dari pemudik cenderung meningkat pada sore dan malam hari.
Perkiraannya adalah pemudik berangkat dari kediamannya pada pagi atau siang hari sehingga mereka sampai di wilayah Kulon Progo pada sore atau malam hari.
Meski arus lalu lintas cenderung padat, sejauh ini tidak terjadi penumpukan kendaraan maupun kemacetan pada beberapa titik yang diwaspadai Dishub.
Seperti simpang tiga Pangkalan Congot dan depan pintu masuk Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
Arus sejauh ini cenderung landai biarpun padat meninggi.
Hal ini menurut Bekti lantaran sebagian pemudik memilih perjalanan melalui jalan tol Trans Jawa sehingga kepadatan lalu lintas terpecah.
Jalur non tol di lintas selatan Jawa cenderung lebih banyak digunakan oleh pemudik dari wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat.