Pendidikan
Perlunya Memiliki Kompetensi Perawatan Spiritual bagi Perawat
Kompetensi perawatan spiritual yang diberikan perawat kepada pasien ternyata masih rendah.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Asuhan keperawatan merupakan tugas praktik keperawatan yang dilakukan perawat di rumah sakit.
Satu di antara bagian penting dalam asuh keperawatan adalah perawatan spiritual.
Namun begitu, kompetensi perawatan spiritual yang diberikan perawat kepada pasien ternyata masih rendah sebab perawat lebih mengutamakan perawatan dan pengobatan secara fisik.
• Sewindu Tribun Jogja, Bertekad Jadi Media Rujukan dalam Era Revolusi Industri 4.0
Sementara kebutuhan perawatan spiritual mampu menjamin kualitas hidup pasien.
Penelitian yang dilakukan mahasiswa program doktor Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi UGM Henie Kurniawati, S.Psi M.A menyebutkan, sebanyak 50 persen dari 130 perawat beberapa rumah sakit di Jawa Tengah kurang kompeten memberikan perawatan spiritual.
"Selain itu juga ditemukan masih kurangnya jumlah tenaga rohaniawan di rumah sakit, kurang kerja sama multidisiplin terkait perawatan spiritual dan tingginya bebas kerja perawat yang tidak melakukan perawatan spiritual kepada pasien," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjogja.com, Selasa (30/4/2019).
Penelitian Henie soal determinan perawatan spiritual yang melibatkan 311 perawat yang bekerja di rumah sakit diketahui dukungan sosial berpengaruh terhadap perawatan spiritual sehingga meningkatkan derajat kesehatan pasien.
• Mulai Tahun Ini, Sekolah Vokasi UGM Sudah Tak Terima Mahasiswa D3
Menurut Henie, saat pasien mengalami kondisi yang menuntut sistem melakukan penyesuaian maka dikatakan pasien mengalami ketidakberdayaan.
Oleh karena itu perlu adanya upaya ekstra secara spiritual, psikologis dan fisiologis untuk mengurangi tekanan tersebut.
Manfaat dukungan sosial pada kesehatan menurut Henie mampu mempercepat kesembuhan, memperbaiki penyesuaian terhadap penyakit dan meningkatkan kepatuhan terhadap aturan pemakaian obat serta mengurangi frekuensi rasa sakit.
“Kehadiran perawat dalam memberikan dukungan sosial kepada pasien berdampak besar bagi kesehatan,” ungkapnya.
• Buka Pendidikan D-4, Sekolah Vokasi UGM Jalin Kerjasama dengan PLN
Dukungan sosial merupakan wujud kompetensi perawat dalam melakukan perawatan spiritual dimana perawat mampu mengarahkan sikap pasien, memiliki kesediaan untuk memberi bantuan dan merawat orang lain serta berkontribusi nyata bagi sebagian besar orang.
Dari penelitian ini, ia berkesimpulan kompetensi perawatan spiritual yang dilakukan perawat sebenarnya potensial mampu menjawab tantangan dunia kesehatan.
Oleh karena itu perawat yang kompeten setidaknya mampu memenuhi kepuasan pasien di rumah sakit khususnya dalam pemenuhan kebutuhan spiritual.
“Bentuk perawatan spiritual ini mampu mendorong perilaku sehat pasien, memotivasi pasien untuk sembuh dari sakit serta membantu dan memfasilitasi kegiatan ibadah pasien,” katanya. (*)