Yogyakarta
Workshop Membuat Mandala, Sarana Belajar Mendengar dan Berkolaborasi
Mandala ialah pola geometris dan siklis yang berpusat pada stuktur lingkaran yang secara simbolik banyak ditemui di peradaban kuno.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dua orang yang saling berhadap-hadapan tengah duduk bersila.
Mereka tampak sibuk berkreasi dengan benda-benda berasal dari alam.
Seperti dedaunan, bunga, buah-buahan, biji-bijian, cangkang kerang laut maupun kerikil.
Mereka juga terlihat asyik ketika menyusun pola dari bahan-bahan tersebut di atas kain blacu berukuran 60x60 cm itu.
Baca: Menikmati Manis-Gurihnya Gurameh Bakar Ala Jambon Resto
Satu per satu item diletakkan di atas kain putih yang membentuk pola lingkaran.
Rupanya mereka tengah mengikuti workshop membuat Mandala yang digelar oleh Asihdhiri.
Asihdiri sendiri merupakan kelompok belajar, bereksperimen dan berbagi bebagai metode pengembangan diri dan seni bertumbuh.
Ani Himawati selaku Lead Facilitator of Asihdhiri menuturkan, Mandala ialah pola geometris dan siklis yang berpusat pada stuktur lingkaran yang secara simbolik banyak ditemui di peradaban kuno.
"Yang menarik dari mandala ini proses pembuatannya yang memiliki dampak terapeutik, meditatif, menyenangkan, dan membuka hati," ujarnya pada Jumat (12/4/2019).
Baca: BREAKING NEWS : Gempa Bermagnitudo 6,9 Guncang Sulteng, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Tsunami
Sebagai bentuk seni yang banyak dimanfaatkan untuk media penyembuhan, lanjutnya, Mandala juga dipercaya dapat meningkatkan kesadaran.
"Membuat Mandala menjadi sebuah latihan untuk merasa, mendengar serta melihat diri dan sekitar dalam perspektif yang berbeda dan belajar berkolaborasi," lanjutnya.
Seorang peserta, Nunuk Ambarwati mengaku sangat senang.
Menurutnya, dengan membuat Mandala bisa menjadi bahan media komunikasi alternatif.
"Pingin mempraktikkan Mandala bersama anak, karena lewat Mandala bisa belajar mendengarkan apa yang sedang dia alami. Belajar merasakan, mendengarkan dan belajar melihat perspektif," ujarnya kepada Tribunjogja.com. (*)