Jejak Pengembaraan Bujangga Manik

Diangkut ke Inggris Sejak 1627, Naskah Kuna Bujangga Manik Ditemukan 340 Tahun Kemudian

Dalam khasanah sejarah Nusantara, naskah kuna Bujangga Manik dari Tatar Sunda mendapat tempat cukup istimewa

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
ibo-zavasnoz.blogspot.com
Naskah Bujangga Manik 

Diangkut ke Inggris Sejak 1627, Naskah Kuna Bujangga Manik Ditemukan 340 Tahun Kemudian

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dalam khasanah sejarah Nusantara, naskah kuna Bujangga Manik dari Tatar Sunda mendapat tempat cukup istimewa.

Ia mengisi ruang-ruang kosong sejarah klasik di antara masa Mataram Kuna hingga beberapa saat sebelum politik Islam menguasai Pulau Jawa.

Atep Kurnia, peneliti literasi Pusat Studi Sunda menyebut, seorang Inggris bernama Richard Thomas memboyong dua naskah ke negerinya di akhir abad 16.

Tidak jelas bagaimana Richard menemukan naskah kuna Rasacarita dan Bujangga Manik, namun kedua naskah itu diserahkan ke Perpustakaan Bodleian, Oxford pada tahun 1627.

Richard James kemungkinan pernah ikut dalam salah satu ekspedisi pelayaran Inggris ke wilayah timur antara 1579-1611 Masehi.

Keraton Yogyakarta Terus Berupaya Kembalikan Naskah Kuno Asal Yogyakarta

Ratusan Naskah Kuno Sejarah Indonesia Ada di Inggris

Di rentang periode itu ada setidaknya tiga pelayaran besar oleh armada Inggris. Yaitu ekspedisi Sir Francis Drake (1580), Sir Thomas Cavendish (1587), dan Sir James Lancaster (1601).

Kapal pelayaran terakhir ini konon sempat mendarat di Banten. Kedua naskah itu diserahkan bukan oleh Richard, tapi lewat kakaknya, Andrew James.

Adik bungsu mereka, Thomas James, merupakan pustakawan pertama di perpustakaan tersebut. Tahun 1967, atau setelah 340 tahun tersimpan, Bujangga Manik ditemukan dan diteliti J Noorduyn.

Belanda Simpan Naskah Kuno, Kalau Dijajar Panjangnya Bisa Mencapai 12 KM

Filolog yang pernah menjabat Direktur KITLV ini meninggal tahun 1994. Karyanya bersama ahli bahasa A Teeuw, mengejutkan banyak kalangan pemerhati sejarah Nusantara.

Apa sih istimewanya naskah Bujangga Manik? Noorduyn mencatat, cerita yang disyairkan di naskah ini merupakan catatan perjalanan Bujangga Manik, pangeran Kerajaan Pakuan di dekat Bogor sekarang.

Ia memiliki nama lain Parebu Jaya Pakuan atau Ameng Layaran. Pangeran ini memilih menjadi resi, yang kemudian melakukan pengelanaan spiritual ke berbagai tempat puja suci di Pulau Jawa dan Bali.

Peta perjalanan Bujangga Manik
Peta perjalanan Bujangga Manik (Denys Lombard)

Sebagai catatan perjalanan, isi naskah ini dinilai otentik, mampu menggambarkan situasi dan kondisi sosial politik pada masa pengembaraan Bujangga Manik.

Meski tidak ada keterangan angka tahunnya, Noorduyn dan kebanyakan ahli sejarah sepakat naskah itu berasal dari akhir abad 15 atau awal abad 16.

Penyebutan eksisnya Kerajaan Malaka menjadi penanda penting naskah cerita itu ditulis sebelum Portugis merebut bandar Malaka pada tahun 1511. Itulah tahun runtuhnya Malaka.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved