Gunungkidul
Kajian Masih Dibutuhkan untuk Kelola Sungai Bawah Tanah di Gunungkidul
Kabupaten Gunungkidul mempunyai potensi air bersih berupa sungai bawah tanah.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM,GUNUNGKIDUL - Kabupaten Gunungkidul mempunyai potensi air bersih berupa sungai bawah tanah.
Namun jika akan dimanfaatkan untuk suplai air bersih ke Yogyakarta, masih diperlukan kajian ulang dan penelitian lebih lanjut.
Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Alam (PUP ESDM) DIY, Hananto Hadi Purnomo saat menghadiri peringatan hari air dunia di Telaga Jonge, Semanu, Kamis (28/3/2019).
"Di Gunungkidul itu memang mempunyai air banyak sekali yang jadi masalah adalah air tersebut berada di bawah tanah, kalau mau memanfaaatkan itu harus dengan cara dipompa dan dibendung pada sungai bawah tanah yang ada di Bribin," ujarnya.
Hananto menambahkan hal tersebut baru akan dipelajari secara teknis bagaimana cara memanfaatkan sungai bawah tanahnya.
Menurutnya, saat ini yang dapat dimanfaatkan terlebih dahulu adalah air yang berada di Banyusoco karena dinilai lebih mudah.
"Kalau untuk memanfaatkan sungai bawah tanah perlu penelitian lagi karena penelitian terkait dengan sungai bawah tanah di Gunungkidul sudah lama sekali kurang lebih 10-15 tahun lalu, untuk itu perlu dilakukan penelitian kembali dan penelitian yang sudah dilakukan dulu sebagai referensinya," ujarnya.
Sedangkan untuk pemanfaatan sungai bawah tanah Bribin, Seropan, Ngobaran akan dilakukan inventarisir kapasitas air seberapa banyak.
Baca: Pemkab Gunungkidul Kesulitan Kembangkan Area Geopark Gunungsewu
"Di Dinas PUP ESDM juga ada rencana untuk membuat embung lagi, di daerah sini (Gunungkidul) memang ada potensi untuk pembuatan embung," imbuhnya.
Bupati Gunungkidul Badingah mengatakan, sumber daya air bawah tanah di Kabupaten Gunungkidul memang tergolong melimpah dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus melakukan upaya dengan menggandeng pihak ketiga dalam memanfaatkan air tersebut.
"Sember air bawah tanah di Gunungkidul memang luar biasa ini merupakan potensi yang kita miliki. Kami juga menyadari bahwa pasokan air bersih di Gunungkidul belum 100 persen karena letak geografis menjadi kendala, Seperti pada satu daerah hanya ada beberapa rumah," ucapnya.
Badningah menambahkan air menjadi komoditi terpenting baik untuk pemenuhan kebutuhan hidup, pertanian hingga saat ini sektor pariwisata yang bergeliat di bumi handayani adalah sektor air.
"Kesadaran dalam menjaga pola hidup yang berkaitan dengan air harus lah dimatangkan. Tidak mengotori air dari sampah-sampah plastik atau limbah juga sangatlah diperlukan," pungkasnya. (*)