Bantul
Kisah Mbah Lasiyo Syaifudin, Sang 'Profesor' Pisang dari Bantul yang Berbagi Ilmu hingga Italia
Ia sangat ramah, meski sudah berumur, tangannya cekatan menunjukkan satu persatu tanaman yang tumbuh di depan rumahnya itu.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Lasiyo Syaifudin adalah seorang petani dari kampung.
Ia tinggal di rumah sederhana di Dusun Ponggok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Penampilan Lasiyo sederhana. Seperti petani dikampung pada umumnya.
Baca: Bezos Manusia Paling Dermawan, tapi Indonesia adalah Negara Paling Dermawan
Ketika tribunjogja.com berkunjung kesana, ia terlihat sedang santai di kursi dalam rumahnya.
"Monggo, monggo, duduk dulu. Tunggu sebentar," kata Lasiyo ramah, ketika mengetahui kedatangan wartawan.
Seusai mempersilahkan duduk, Mbah Lasiyo menyelonong masuk kedalam rumah untuk mengambil baju, karena saat santai tadi, ia memang sedang membuka baju bagian atas.
Baca: Tukang Becak ini Disidang Gara-gara Cabut Pohon Pisang, Istrinya yang Buta Menangis di Persidangan
Sambil menunggu Mbah Lasiyo keluar, saya memilih melihat-lihat bagian pekarangan rumah.
Ada banyak jenis tumbuhan yang ditanam.
"Ini namanya Jahe merah. Yang ini Bawang daun. Ini jenis Bawang Dayak dan kalau yang ini Kucai. Kucai ini bisa digunakan sebagai zat perangsang tumbuh," tutur Mbah Lasiyo, sesaat setelah keluar dari dalam rumah.
Ia sangat ramah, meski sudah berumur, tangannya cekatan menunjukkan satu persatu tanaman yang tumbuh di depan rumahnya itu.
Setelah berkenalan, mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan. Mbah Lasiyo membawa wartawan menuju samping rumahnya.
Disana ada banyak bibit pisang yang terhampar rapi dalam polibag.
Rupanya, Mbah Lasiyo ini melakukan banyak hal terhadap tanaman pisang, dari mulai penangkaran, pembibitan, penanaman, panen, hingga pengolahan buah pisang menjadi produk pangan.
Itu musababnya mengapa Mbah Lasiyo ini dikenal sebagai "profesor" pisang.