Penampakan Puncak Gunung Merapi Seusai Luncurkan Awan Panas dan Mengenali Karakteristiknya

Penampakan Puncak Gunung Merapi Seusai Luncurkan Awan Panas Alias Wedhus Gembel

Editor: Iwan Al Khasni
Badan Geologi via BPPTKG Yogyakarta
Kondisi Puncak Gunung Merapi Senin (18/2/2019) pukul 08.48 WIB. Hasil Pengamatan periode 06.00-12.00 WIB, terekam 18 kali gempa guguran dengan durasi 21-71 detik. 

Penampakan Puncak Gunung Merapi Seusai Luncurkan Awan Panas Alias Wedhus Gembel

TRIBUNjogja.com ----- Gunung Merapi sempat meluncurkan guguran awan panas atau wedhus gembel pada Senin (18/2/2019).

Balai Penelitian Pengembangan Teknologi Gunung Api dan Bencana Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, menyebutkan luncuran awan panas pertama terjadi pukul 06.05 WIB.

Guguran Wedhus gembel itu dari hasil pengamatan elektronik menunjukkan mencapai jarak 1.000 meter dari puncak ke arah Kali Gendol.

Selanjutnya, awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi pada pukul 7.32 WIB dengan jarak luncur 200 meter ke arah Kali Gendol dan tinggi asap 400 m.


Twitter BPPTKG

BPPTKG juga mengungkapkan dari laporan pengamatan guguran Gunung Merapi pada periode 06.00-12.00 WIB.

Berdasarkan data seismik, terekam 18 kali gempa guguran dengan durasi 21-71 detik.


Twitter BPPTKG

Terpantau dari CCTV 9 kali guguran ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 200-900 meter.

Bagaimana catatan Merapi  setahun terakhir ?

Berikut rangkuman Tribunjogja.com 

1. Mengenali Karakteristik dan Potensi Bahaya Erupsi Gunung Merapi

LAVA PIJAR - Lava pijar meluncur dari kubah lava baru di puncak Gunung Merapi, merayapi dinding kubah ke arah hulu Kali Gendol di sisi tenggara puncak gunung, terpantau dari Dusun Balerante, Kemalang, Klaten, Minggu (13/1/2019) malam. Rangkaian luncuran berlangsung hingga Senin (14/1/2019) pagi. Jarak luncuran tergolong pendek dan tidak membahayakan warga di sisi elatan dan tenggara.
LAVA PIJAR - Lava pijar meluncur dari kubah lava baru di puncak Gunung Merapi, merayapi dinding kubah ke arah hulu Kali Gendol di sisi tenggara puncak gunung, terpantau dari Dusun Balerante, Kemalang, Klaten, Minggu (13/1/2019) malam. Rangkaian luncuran berlangsung hingga Senin (14/1/2019) pagi. Jarak luncuran tergolong pendek dan tidak membahayakan warga di sisi elatan dan tenggara. (TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)

PADA 11 Mei 2018 pukul 08.20 WIB, Gunung Merapi tiba-tiba erupsi tanpa ada peringatan dini. Sangat mengejutkan karena saat itu aktivitasnya dalam tingkat normal.

Akibatnya sebagian masyarakat lereng Merapi panik, hingga terjadi pengungsian spontan. Rupanya masyarakat masih trauma dengan erupsi tahun 2010 yang memakan korban 398
jiwa.

Setelah dilakukan evaluasi, lembaga yang berwenang yaitu Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), menaikkan tingkat aktivitasnya
dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II) pada tanggal 21 Mei 2018.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved