BMKG Perkirakan Musim Kemarau di Yogyakarta Akan Tiba Lebih Awal
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Meski saat ini cuaca ekstrem masih berlangsung, BMKG Yogyakarta justru memprediksi musim kemarau di 2019 akan datang lebih awal.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Unit Analisa dan Prakiraan Cuaca BMKG Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa.
"Biasanya Mei baru mau masuk kemarau, tapi mungkin sebelum bulan itu kemarau sudah terjadi," ujar Sigit saat dihubungi pada Minggu (03/04/2019).
Sigit menjelaskan, lebih awalnya musim kemarau serta cuaca ekstrem saat ini masih dipengaruhi oleh El Nino yang berlangsung sejak tahun lalu.
Ia juga menyebut bahwa kondisi El Nino selama periode kali ini cenderung naik-turun. Misalnya, saat Agustus-November kondisinya melemah. Namun saat Desember El Nino kembali meningkat di tingkat sedang.
Pria berkacamata ini memperkirakan masa transisi musim penghujan ke kemarau akan berlangsung antara Maret dan April.
"Pada saat itu, potensi cuaca ekstrem diperkirakan akan kembali meningkat," papar Sigit.
Sigit pun meminta masyarakat DIY, terutama di Sleman yang paling berpotensi terdampak cuaca ekstrem, agar terus memantau info cuaca terbaru dari BMKG Yogyakarta.
BMKG sendiri, menurut Sigit, akan berusaha memberikan peringatan dini jika potensi cuaca ekstrem akan terjadi.
"Selain melalui media sosial, warga juga bisa mengakses informasi cuaca melalui aplikasi BMKG," jelas Sigit.(*)