Gembong Narkoba Dorfin Felix Diduga Suap Kompol TM
Kompol TM, diduga menerima suap dari gembong narkoba asal Prancis, Dorfin Felix, yang kabur dari penjara Polda NTB. Dorfin hingga kini jadi buronan
TRIBUNJOGJA.COM - Oknum perwira polisi di Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Kompol TM, diduga menerima suap dari gembong narkoba asal Prancis, Dorfin Felix.
Akibat perbuatan tersangka, Dorfin Felix berhasil kabur dari penjara Polda NTB. Saat ini Dorfin menjadi buronan polisi.
Baca: Guru Ngaji Wanita yang Cabuli 5 Anak akan Diperiksa Kejiwaannya
Seperti diketahui, Dorfin tertangkap basah di Bandara Internasional Lombok pada 21 September 2018 lalu.
Petugas mengamankan 2,4 kilogram narkotika jenis sabu dan ekstasi yang diduga milik Dorfin.
Baca fakta lengkapnya berikut ini:
1. Kompol TM jadi Tersangka
Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat telah menetapkan Kasubdit Pengamanan Tahanan (Pamtah) Rutan Polda NTB Kompol TM menjadi tersangka dugaan kasus suap atau gratifikasi untuk meloloskan upaya kaburnya Dorfin Felix.

Dorfin adalah gembong narkoba jenis sabu yang kedapatan membawa 2,4 kilogram barang haram itu.
"Jadi apa yang dilakukan TM ini masih kami kenakan pelanggaran kode etik dan terkait kasus suapnya telah diperiksa tim penyidik tipikor," kata Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda NTB, Kombes Agus Salim, Kamis (31/1/2019).
2. Polisi Bingung Cara Dorfin Kabur
Kombes Agus Salim mengaku, tim penyidik masih berdebat bagaimana Dorfin bisa kabur, apakah benar lewat jendela jeruji atau lewat pintu lain.
"Ini masih terus kami dalami, termasuk apakah dia si Dorfin keluar dari jendela belakang atau lewat jalan lain, masih didalami ya. Ini masih debatable, memastikan dia kabur lewat mana. Ada yang bilang lewat belakang sepertinya tidak mungkin, kalau lewat depan kami cek CCTV, kami pelototi itu CCTV dan tidak terlihat, jangan jangan pakai ilmu jin," katanya.
Pihaknya sempat memanggil tukang besi untuk membantu memecahkan kasus lolosnya gembong narkoba tersebut.
"Kata tukang itu pakai gergaji besi, tetapi sudah lama dikerjakan, dan pada hari H baru bisa terlepas. Dan ada warga yang mendengar jatuhnya besi atau jeruji," kata Kombes Agus.