Internasional

Deal Taliban dengan AS, Semua Pasukan Asing Akan Segera Tinggalkan Afghanistan

Deal Taliban dengan AS, Semua Pasukan Asing Akan Segera Tinggalkan Afghanistan

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
US Army
Anjing militer dilibatkan dalam operasi perang malam di Afganistan bersama dengan resimen ranger. (U.S. Army) 

TRIBUNJOGJA.COM – Presiden Afghanistan, Ashraf Gani, mengatakan, semua pasukan asing, termasuk militer AS, akan segera meninggalkan negeri itu setelah 17 tahun perang berlangsung.

Perkembangan menarik ini diketahui menyusul sukses perundingan antara AS, perwakilan Taliban, dan pemerintah Afghanistan di Doha, Qatar akhir pekan lalu. AS diwakili utusan khusus untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad.

Ghani menambahkan, kehadiran pasukan asing tak diperlukan dalam jangka waktu panjang. “Tak ada rakyat Afghanistan yang menginginkan pasukan asing di negerinya dalam jangka lama,” kata Ghani dalam siaran televisi negara, Senin (28/1/2019).

Baca: Atase Militer Venezuela Melawan Maduro, Serukan Militer untuk Dukung Pemimpin Oposisi

Dikutip Aljazeera.com, kehadiran pasukan asing nantinya dipertimbangkan sesuai kebutuhan.

“Itupun harus dipertimbangkan berulang-ulang dan harus didasarkan rencana yang jelas. Kami harus berusaha sampai nol,” lanjutnya.

Perundingan antara wakil pemerintah AS dan wakil Taliban berlangsung simultan selama enam hari, yang berakhir Sabtu lalu. Pejabat senior AS kepada Reuters mengatakan, Washington berkomitmen menarik pasukannya dari Afghanistan.

Pejabat yang enggan disebut namanya itu menggambarkan, benar ada perkembangan signifikan dari negosiasi tersebut. Babak berikutnya, perundingan akan mengerucut ke upaya gencatan senjata dan penentuan waktunya.

“Jelas, kami tidak sedang mencari alasan untuk mempermanenkan kehadiran pasukan kita di Afghanistan,” kata pejabat tersebut di Kabul. “Tujuan kami membantu menciptakan perdamaian di Afghanistan, dan kami senang akan masa depan hubungan baik kami,” lanjutnya.

Baca: Pietro Pemilik Warung Jawa di Italia, Dia dan Istrinya Jualan Soto di Kota Turin

“Kami akan pergi meninggalkan kesan yang baik,” katanya sembari menambahkan, tidak aka nada penarikan pasukan tanpa gencatan senjata.

Utusan khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, berbagi detail pertemuan terakhirnya dengan wakil Taliban di Qatar, pertemuannya dengan Presiden Afghanistan dan pejabat pemerintah di Kabul.

Khalilzad dalam pertemuan dengan Presiden Ashraf Ghani mengatakan, perundingan tentang penentuan gencatan senjata telah dimulai, namun kemajuannya belum tampak menentukan.

Abdul Hakim Mujahid, mantan pejabat Taliban dan anggota Dewan Tinggi Perdamaian, yang juga lembaga para pemimpin Islam yang independen, meyakini perundingan di Qatar menghasilkan kabar baik.

Namun hasil itu masih memerlukan banyak diskusi dalam beberapa minggu atau bulan ke depan. “Problem Afghanistan itu tidak sesederhana yang bisa kita selesaikan dalam sehari, seminggu atau sebulan,” kata Mujahid.

“Ini butuh waktu berbulan-bulan dengan banyak diskusi,” katanya kepada kantor berita Prancis, AFP. “Tapi apa yang jelas sekarang, AS tampaknya ingin menyudahi perangnya di Afghanistan,” lanjutnya.

Pasukan AS dan koalisinya menggempur Afghanistan pada 11 September 2001 atau setahun sesudah serangan 9/11 ke New York dan Washington. Serangan terorganisasi itu menewaskan sekurangnya 3.000 orang.

Al Qaeda yang dipimpin Osama bin Laden, dituding sebagai pelaku dan dalangnya.

Perang yang dikobarkan Presiden George W Bush itu bertujuan memburu kelompok Al Qaeda dan rezim Taliban yang melindunginya.(Tribunjogja. com/Aljazeera/xna)  

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved