Bantul
Tercatat 18 Kasus DBD di Bantul Selama Januari 2019
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bantul hingga pertengahan Januari ini tercatat sebanyak 18 kasus.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bantul hingga pertengahan Januari ini tercatat sebanyak 18 kasus.
Data tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Fauzan.
"Untuk siang ini (Selasa) belum ada laporan kasus yang masuk. Tapi untuk Januari sampai hari ini 18 kasus," kata Fauzan dihubungi Tribunjogja.com, Selasa (22/1/2019) siang.
Persebaran kasus tersebut, kata Fauzan ada di delapan kecamatan di Kabupaten Bantul.
"Ada di Kasihan, Sewon, Banguntapan, Pleret, Bambanglipuro, Piyungan, Pajangan, dan Bantul," urainya.
Baca: Lebarkan Sayap, Naavagreen Akan Buka Cabang Baru di Bintaro dan Jambi
"Itu datanya, tapi belum terinci jumlahnya di masing-masing lokasi," imbuhnya.
Kasus DBD di Bantul sendiri sebelumnya dikatakan oleh Kepala Dinkes Bantul Maya Sintowati, mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Kendati demikian untuk tahun ini, karena masih awal tahun dan musim hujan masih berlangsung, perkiraan kasus masih akan bertambah.
"Ada penurunan signifikan dan tidak ada yang meninggal dunia," kata Maya.
"Ini masih awal tahun, jadi diprediksi masih ada, maka masyarakat perlu waspada," ujarnya.
Dinkes mencatat, pada 2017 tercatat 538 kasus, sedangkan di 2018 sejumlah 115 kasus.
Menurut Maya, penurunan tersebut juga hasil dari peranan masyarakat mencegah DBD.
Baca: Kasus DBD di Kota Yogya Menurun di Tahun 2018
"Masyarakat juga mempunyai peranan bisa menurunkan jumlah penderita. Perindukan nyamuknya lebih terkendali," jelas Maya.
Mengendalikan perindukan nyamuk, kata Maya, dapat dilakukan dengan 3M (menguras, menutup, mengubur).
"Waspada perindukan nyamuk dikendalikan dengan cara 3M plus. Yakni mengelola, atau memakai lotion antinyamuk, atau menanam tanaman pengusir nyamuk," tuturnya.
Sementara itu, Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul SW Joko Santoso menambahkan, untuk sebaran wilayah yang paling banyak kasus DBD terbilang merata di Bantul.
"Tidak ada yang paling banyak karena sekarang merata," katanya.
"Kalau dulu cuma ada tiga kecamatan, di Kasihan, Banguntapan, dan Sewon. Sekarang semuanya sama, rata. Endemisitasnya di Bantul rata-rata sama," tuturnya. (*)