Kuliner
Nubi Nugget Ubi, Kuliner Kekinian Berbahan Dasar Ubi Jalar
Nubi Nugget Ubi, Kuliner Kekinian Berbahan Dasar Ubi Jalar. Kuliner Kreasi Kedai Move On ini Terdiri dari Beberapa Varian Rasa.
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Perkembangan dunia kuliner kini memang sangat pesat. Banyak kuliner baru yang bermunculan.
Inovasi dan kreativitas tampaknya menjadi dorongan kuat banyaknya kuliner yang bervariatif.
Salah satu kuliner yang baru yakni Nubi atau disebut Nugget Ubi.
Seperti yang banyak diketahui, nugget biasa dikenal dengan kuliner berbahan dasar daging, baik ayam atau sapi.
Namun nugget tak hanya itu saja, kini ada yang menjadikan kuliner berbahan dasar yang lebih menyehatkan dan murah meriah. Ubi yang dijadikan bahan utamanya.
Baca: Menikmati si Hitam Manis Asli Purworejo
Anjario pemilik kedai yang menjajakan nugget ubi di kawasan Babarsari Sleman DIY ini berujar bahwa ubi dipilih sebagai bahan utama nugget adalah atas dasar makanan ini belum familiar dan masih dianggap kampungan.
"Jarang sekali anak muda yang mau makan ubi, apalagi ubi jalar (telo pendhem) masih dianggap sebagai makanan ndeso (kampungan) makanya perlu di beri sentuhan kreativitas agar generasi milenial mau mencoba," katanya saat ditemui Tribunjogja.com, Senin (19/11/2018) malam.
Padahal, lanjut Anjar, ubi jalar memiliki banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan bagi penikmatnya apabila rutin menyantapnya.

Ubi jalar diketahui mengandung banyak nutrisi dan serat yang sangat berpengaruh dalam menjaga tubuh tetap sehat.
Di antaranya dapat menjaga asupan vitamin A dan C dalam tubuh. Masing-masing vitamin dapat menjadikan mata dan daya tahan tubuh lebih baik.
Vitamin B kompleks juga terkandung dalam makanan ini. Fungsinya untuk meningkatkan daya kerja otak dan meningkatkan konsentrasi.
Ubi jalar juga dipercaya mampu menurunkan risiko obesitas, diabetes dan penyakit jantung. Skala glikemik dalam ubi jalar tergolong rendah sehingga mencegah kenaikan gula darah.
Kandungan serat juga dapat membantu mengurangi kolesterol jahat dan risiko penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Selain itu, menurut Anjar, harganya juga relatif murah, dan mudah dijumpai di pasaran. Sehingga cocok dijadikan bahan baku pembuatan kuliner saat ini.
Baca: Aston Solo Hotel Hadirkan Promo Stay and Dine
"Anak zaman sekarang itu terlalu suka mengonsumsi makanan atau camilan-camilan yang bermicin (ber-MSG) padahal jika dikonsumsi jangka panjang akan berpengaruh pada kesehatan," terang Anjario.