Gunungkidul

Gumbregan, Tradisi Ulang Tahun Ternak di Gunungkidul yang Masih Tetap Lestari

Gumbregan, Tradisi Ulang Tahun Ternak di Gunungkidul yang Masih Tetap Lestari

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA/WISANG SETO PANGARIBOWO Tetua adat saat mengusapkan minyak kepada hewan ternak milik warga dalam acara Gumbregan di Dusun Blimbing, Desa Karangrejek, Wonosari, Selasa (20/11/2018). 

Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM - Gembregan merupakan tradisi warga di wilayah Gunungkidul untuk merayakan hari ulang tahun ternak.

Selain itu, tradisi ini digelar sebagai ungkapan syukur terhadap banyaknya panen serta banyaknya ternak yang beranak pinak.

Tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu ini masih terus dilestarikan oleh masyarakat.

Salah satunya oleh warga di Dusun Blimbing, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari.

Baca: Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo, Gamelan yang Hanya Dikeluarkan Saat Grebeg Maulud

Dalam tradisi ini yang membuat unik adalah masyarakat sekitar membuat makanan seperti , ketela rebus, jadah, ketupat dan makanan hasil olahan bumi lainnya untuk diberikan kepada puluhan ternak milik warga.

Makanan hasil buatan masyarakat tersebut dikumpulkan di balai dusun terlebih dahulu sebelum diberikan kepada ternak.

Kemudian, seluruh makanan yang sudah terkumpul didoakan oleh tetua adat bersama gunungan yang berisi makanan.

Baca: Nugget Ubi, Sulap Makanan Kampung Jadi Kuliner Kekinian

Setelah mendoakan makanan, tetua adat berjalan keluar balai dusun dan mendekati hewan ternak dengan membawa botol yang berisi minyak dan diusapkan ke kepala ternak milik warga yang sudah dibawa ke lokasi.

Tidak hanya hewan yang diusap-usapkan dengan minyak tetapi alat-alat pertanian seperti cangkul, alat pembajak sawah juga diusapkan dengan minyak.

Panitia penyelenggara Herry Nugroho mengatakan makanan didapat dari warga setempat dan diberikan kepada ternak ada juga yang dibawa pulang.

"Tradisi ini merupakan tradisi turun temurun dan harus dilestarikan, dan merupakan wujud syukur masyarakat terhadap hasil tani dan ternak mereka yang dapat beranak pinak," katanya.(tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved