Kota Yogya
Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo, Gamelan yang Hanya Dikeluarkan Saat Grebeg Maulud
Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo, Gamelan yang Hanya Dikeluarkan Saat Grebeg Maulud
Penulis: Siti Umaiyah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Selama enam hari enam malam, para Abdi Dalem bergantian memainkan sepasang perangkat Gamelan di dua tempat yang berbeda, yakni di Pogung Lor dan Kidul Masjid Gedhe Kauman.
Sepasang perangkat Gamelan tersebut yakni Gamelan Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogo Wilogo yang merupakan pusaka Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang hanya dikeluarkan satu tahun sekali, yakni saat peringatan Grebeg Maulud.
MP. Ngeksitomo (58), Wiyogo yang sudah 30 tahun memainkan Gamelan ini mengatakan jika kedua Gamelan tersebut keluar dari Kraton melalui prosesi Miyos Gongso yang sudah dilakukan pada Rabu (14/11/2018) lalu dan akan dikembalikan ke Kraton melalui Prosesi Kondur Gongso yang dilakukan pada Selasa malam (20/11/2018).
Baca: Hajad Dalem Kondur Gangsa Akan Digelar Malam Ini
Untuk yang memainkan Gamelan ini sendiri terdiri dari 18 orang di satu tempat. Gamelan yang dimainkan pun terdiri dari Bonang, Kenong, Gong, Demung, Saron, Peking, Kempyang, Campur /Bende, Bedok.
"18 orang dalam satu reh (satu kelompok). Sepasang Gamelan ini dikeluarkan hanya dalam waktu satu tahun sekali. Nantinya akan dikembalikan ke Kraton dengan Prosesi Kondur Gongso yang dilakukan pada Selasa sekitar pukul 23.00 WIB," katanya.
Baca: Peringati Maulid Nabi, Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta Gelar Pengajian
Untuk pergantian penabuh gamelan sendiri dilakukan setiap sore hari, yang mana satu kelompok memainkan gamelan mulai dari sore hari sampai dengan sore lagi selama sehari semalam.
Dia mengungkapkan, dulunya Gamelan ini digunakan untuk berdakwah yang berasal dari Demak.
Gending yang wajib dimainkan pada malam hari ada 4, yakni Gending Rambu, Rangkung, Andung-andung dan Lung Gadung. (tribunjogja)