Pendidikan

SMA N 1 Prambanan dan SMA Muhammadiyah Kalasan Menyandang Sekolah Siaga Bencana

SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Muhammadiyah Kalasan resmi menyandang Sekolah Siaga Bencana (SSB).

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Santo Ari
Gladi lapang penanggulangan bencana gempa bumi di SMA Negeri 1 Prambanan, Senin (22/10/2018). 

TRIBUNJOGJA.COM - SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Muhammadiyah Kalasan resmi menyandang Sekolah Siaga Bencana (SSB), Senin (22/10/2018).

Dari pantauan Tribunjogja.com, peluncuran SSB diawali dengan gladi lapang penanggulangan bencana gempa bumi di SMA Negeri 1 Prambanan yang melibatkan unsur sekolah, BPBD, puskesmas, dan TNI/Kepolisian setempat.

Baca: BPBD DIY Targetkan Seluruh Sekolah di DIY Jadi Sekolah Aman Bencana

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantara mewakili Gubernur DIY menjelaskan pembentukan SSB merupakan satu dari beberapa langkah penanggulangan bencana secara sistematik.

SSB dibentuk untuk menyiapkan kesiapsiagaan warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya dalam menghadapi potensi ancaman bencana serta menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang tangkas, tanggap dan tangguh dalam penanganan bencana.

"Tantangan ke depan dalam membangun sistem penanggulangan bencana adalah mengubah paradigma dari responsif menjadi prefentif," jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun yang hadir pada acara tersebut mengapresiasi peluncuruan kedua SSB tersebut.

Dengan diresmikannya dua sekolah ini, maka saat ini Kabupaten Sleman memiliki 56 sekolah yang berpredikat sebagai Sekolah Siaga Bencana dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain memiliki SSB, Sleman juga memiliki 45 Desa Tangguh Bencana.

Ia pun mengapresiasi penyelenggaraan gladi penanggulangan bencana yang diikuti oleh seluruh unsur masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah.

Baca: SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Beri Edukasi Minimalkan Risiko Bencana pada Siswa

Menurutnya ini telah menjadi satu kewajiban untuk dilaksanakan dalam rangka mengelola risiko bencana.

Dalam kesempatan itu ia menekankan, seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat memiliki kewajiban secara bersama-sama untuk berperan serta secara aktif dalam kegiatan penanggulangan bencana dalam masa pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana.

"Melalui gladi penanggulangan bencana, kita berbagi peran siapa melakukan apa dan bagaimana caranya. Sehingga tidak ada tumpang tindih atau saling lempar tanggungjawab saat terjadi kejadian bencana," paparnya.

Dalam peluncuran SSB, kedua sekolah juga mendapatkan bantuan dua unit tenda dari PMI DIY.(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved