Pendidikan
SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Beri Edukasi Minimalkan Risiko Bencana pada Siswa
Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa menjadi pionir untuk mendesiminasi pentingnya tanggap bencana dan memiliki skill menghadapi bencana.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA -Puluhan siswa tampak asik saat menyimak pembahasan mengenai meminimalisir risiko bencana melalui teleconference yang dipaparkan oleh Alfi Rahman PhD, peneliti pada Tsunami and Disaster Mitigation Reaserch Center (TDRMC) yang berkonsentrasi pada penguatan komunitas,Jumat (19/10/2018).
Teleconference yang berlangsung di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta ini juga melibatkan siswa-siswi dari luar sekolah, di antaranya SD Muhammadiyah Sokonandi dan SD Muhammadiyah Pakel.
Dosen Universitas Syah Kuala NAD itu juga menjelaskan tentang adanya kearifan lokal dari warga di Pulau Simeulue yakni sebuah pulau di Aceh yang turut terdampak bencana tsunami pada 2004 silam
Dalam paparannya, Alfi menuturkan, masyarakat Simeulue punya kearifan lokal dimana warga setempat yang menyebut tsunami sebagai Smong.
Budaya tutur ini mengajarkan mereka bagaimana menghadapi bencana tersebut.
Dituturkan secara turun-temurun sehingga masyarakat Simeulue dapat menyelamatkan diri dari Smong yang hanya menelan 3 korban.
Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Slamet Purwo menyampaikan, pada kegiatan ini sekolah juga menggandeng BPBD DIY.
"Dari BPBD DIY kita undang berkaitan tema kali ini kesiapan dini apabila terjadi bencana. Supaya kita menyiapkan diri dengan memberikan pelajaran kepada anak-anak," kata Slamet pada Tribunjogja.com.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para siswa menjadi pionir untuk mendesiminasi pentingnya tanggap bencana dan memiliki skill menghadapi bencana.
"Harapanya anak-anak siap, mereka punya antisipasi terhadap bencana, itu kan kita menyiapkan diri supaya antisipatif," lanjut dia.
Dengan menggandeng BPBD DIY, kegiatan ini diharapkan adanya pelatihan tanggap bencana secara rutin.
Di samping itu, sekolah juga akan menjalin kerjasama dengan LPMP UAD pada Unit Tanggap bencana untuk melatih para siswa dalam menghadapi bencana.
Baca: SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tanam Pohon Mangrove di Kawasan Pantai Baros
Pada kegiatan teleconference ini, sekolah juga melangsungkan teleconference dari Palu bersama dengan seorang guru MTS di Palu, Musni untuk menceritakan pasca bencana di Palu.
"Supaya menimbulkan empati kepada anak-anak, kalau ada seperti ini (bencana) apa yang harus dilakukan," ucapnya.
Slamet mengatakan, di sekolah sendiri juga sudah ada program siap siaga bencana yang terintegrasi dengan kegiatan ekstrakulikuler seperti ekstrakulikuler PMR misalnya. (*)