Bantul

Bendung Kamijoro Bertahan Menembus Masa, Masih Dimanfaatkan untuk Irigasi

Dam atau Bendung Kamijoro, yang terletak di Plambongan, Triwidadi, Pajangan, Bantul bertahan menembus masa.

Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Fathonaty
Bendung Kamijoro yang bertahan menembus masa, dari Hindia-Belanda hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dam atau Bendung Kamijoro, yang terletak di Plambongan, Triwidadi, Pajangan, Bantul bertahan menembus masa.

Dibangun pada era Hindia-Belanda, hingga kini bendung ini dapat dilihat mata.

Bukan bendung biasa, Kamijoro memiliki nilai sejarah dalam pembangunannya.

Dijelaskan oleh anggota tim ahli cagar budaya Bantul, Albertus Sartono, bendung ini dibangun oleh seorang keturunan Belanda-Jerman pada awal abad 19.

Pada masa itu, wilayah Pajangan, Srandakan, dan Sanden relatif kekurangan air saat musim kemarau.

"Lalu ada pengusaha keturunan Belanda-Jerman yang memiliki modal dan membangun pabrik gula. Dia lalu membangun saluran air itu bukan hanya untuk kepentingan sendiri tapi juga masyarakat sekitar," urainya kepada Tribun Jogja, Kamis (18/10/2018) kemarin.

Baca: Dirjen SDA Bakal Optimalkan Bendung Kamijoro di Bantul

Dengan adanya bendung tersebut masyarakat pada masa itu dapat memanfaatkannya sebagai irigasi.

"Sehingga bisa memakmurkan wilayah itu. Itu dilihat dari segi sejarah dan sosial ekonominya," jelasnya.

Selain itu, bendung Kamijoro ini juga memiliki keunikan dari segi komponen.

"Bangunan itu punya komponen unik berupa mesin penyedot lumpur yang dibuat di Inggris pada awal abad 19," paparnya.

Menurutnya, dam Kamijoro ini memiliki unsur-unsur yang termasuk sebagai cagar budaya.

"Struktur itu memang hanya berupa tembok atau pintu air. Tapi itu merupakan salah satu sudetan pintu air yang penting di Bantul selatan bagian barat," jelasnya.

Ditambahkan oleh ahli teknik irigasi Prof. Sigit Supadmo Arif, pada masa itu Belanda sangat memiliki kepentingan dalam membangun bendungan ini.

"Belanda sangat berkepentingan. Dulu di Jogja ada 17 pabrik gula. Nah irigasi (bendung) ini dibangun untuk melayani pabrik gula tersebut," katanya kepada Tribun Joga, Sabtu (20/10/2018) siang.

Bahkan, menurut pengamatannya bendung ini masih berfungsi dengan baik untuk irigasi pada tahun 80an.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved