Yogyakarta
Pemda DIY Andalkan Bantuan Dropping Air dari CSR
Anggaran droping air untuk warga yang mengalami krisis air bersih di sejumlah kabupaten dianggarkan sejumlah Rp 175 juta.
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Anggaran droping air untuk warga yang mengalami krisis air bersih di sejumlah kabupaten dianggarkan sejumlah Rp 175 juta.
Anggaran ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan APBN.
Baca: Walhi Dorong Pelestarian Lingkungan untuk Atasi Kekeringan di DIY
Namun, anggaran ini sudah habis hingga akhir bulan September ini.
Kepala Seksi Bantuan Sosial Korban Bencana Dinas Sosial Provinsi DIY, Sigit Alfianto menjelaskan, bantuan ini sudah terserap hampir 100 persen.
Untuk dana APBD yang mencapai Rp 125 juta untuk droping air ini, hampir habis di akhir bulan ini.
Sementara untuk APBN sebesar Rp 50 juta sudah terserap habis di bulan Juni lalu.
“Kami sudah melakukan droping air sebanyak 1.000 tangki. Satu tangki mencapai 6.000 liter,” kata Sigit pada Tribunjogja.com, kemarin (29/9/2018).
Sigit menjelaskan, droping air dengan anggaran APBD mekanismenya adalah melalui pihak ketiga.
Sementara, untuk anggaran yang berasal dari APBN bisa memakai armada sendiri dan bantuan dari Tagana.
Jangkauan droping air melalui anggaran APBD, kata dia, biasanya untuk menjangkau wilayah yang terpencil dan kapasitasnya jauh lebih besar.
Dalam sekali droping, satu tangki bisa dimanfaatkan 250 jiwa dan bisa digunakan selama tiga hari.
“Jika ada permintaan, kami kemudian melakukan droping air lagi,” sebutnya.
Kendati anggaran droping air sudah habis dan musim penghujan yang diprediksikan awal bulan Oktober tak kunjung datang, Sigit meminta warga tenang.
Pasalnya, sejauh ini ada bantuan droping air dari CSR perusahaan-perusahaan yang ada di Yogyakarta.
“Meskipun anggaran sudah habis, namun kami masih diminta bantuan untuk menyalurkan droping air dari CSR perusahaan,” paparnya.