Walhi Dorong Pelestarian Lingkungan untuk Atasi Kekeringan di DIY
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DIY mendorong pelestarian lingkungan hidup untuk menjaga kelestarian air
Penulis: Agung Ismiyanto | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNJOGJA.COM - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DIY mendorong pelestarian lingkungan hidup untuk menjaga kelestarian air. Eksploitasi lingkungan seperti penambangan membuat sejumlah sumber air terganggu.
Direktur Eksekutif Walhi DIY, Halik Sandera menjelaskan, wilayah Gunungkidul stigmanya adalah wilayah kering.
Baca: Masih Alami Kekeringan, ACT DIY Terus Droping Air Bersih ke Gunungkidul
Namun, ada potensi sumber air yang luar biasa yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan air bersih.
"Namun, eksploitasi alamnya terus terjadi," kata Halik, Kamis (27/9) petang.
Menurut Halik, seharusnya ada kebijakan moratorium secara permanen atau larangan penghancuran bukit-bukit karst yang berfungsi sebagai tempat masuknya air saat musim hujan.
Pembatasan pemanfaatan Kawasan karst, khususnya dari kegiatan/usaha yang berpotensi merusak dan atau mencemari pun juga penting dilakukan.
Baca: Berakhir 30 September, BPBD Kulonprogo Belum Putuskan Perpanjangan Status Darurat Kekeringan
"Pengangkatan air skala kecil atau desa jika ada potensi untuk dimanfaatkan bisa dilakukan," jelasnya.
Pihaknya juga mendorong pemanfaatan Kawasan karst di sektor perkebunan dan kehutanan, yang memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
Serta, pendampingan pengolahan dan pemasaran hasilnya.
Adapun wilayah Sleman dan Kulonprogo perlu memastikan kawasan hutannya berfungsi dengan baik.
Baca: Kekeringan, Warga Dusun Baturturu di Gunungkidul Mengambil Air dengan Toples di Sumur Bor
Dia juga menyebut lereng Merapi sampai saat ini masih banyak eksploitasi lahan untuk tambang, sehingga fungsi sebagai kawasan imbuhan tidak maksimal.
Kulonprogo, kata dia, mempunyai bukit Menoreh sebagai kawasan hutan dan sekaligus rawan longsor saat musim hujan.
Sehingga, perlu pengelolaan terbatas dengan mengembalikan fungsinya sebagai kawasan penyangga.
"Hal ini untuk mengurangi resiko ancaman longsor sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi warga, dengan tanaman konservasi dan tanaman produktif," paparnya. (ais)