Bantul
Tragedi di SSA, Pemkab Bantul Akan Segera Rumuskan Sistem Keamanan Efektif
Tragedi di Stadion Sultan Agung yang merenggut korban jiwa, Muhammad Iqbal (16), menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kabupaten Bantul.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ahmad Syarifudin
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL- Tragedi di Stadion Sultan Agung (SSA) yang merenggut korban jiwa, Muhammad Iqbal (16), menjadi catatan penting bagi Pemerintah Kabupaten Bantul.
Iqbal, pelajar kelas 2 SMKN 1 Pleret itu meninggal dunia usai menyaksikan pertandingan derby DIY, PSIM Yogyakarta vs PSS Sleman, di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul, Kamis (26/7/2018) petang.
Baca: Mbah Putih Prihatin Tindak Kekerasan saat Berlangsungnya Derby DIY
Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengaku amat bersedih atas peristiwa yang merenggut jatuhnya korban jiwa tersebut.
Untuk mencegah peristiwa serupa terulang lagi dikemudian hari, Pemerintah Kabupaten Bantul mengaku akan mengundang stakeholder pesepakbolaan di Bantul termasuk aparat kemanan untuk merumuskan bagaimana membangun sebuah sistem keamanan yang efektif.
"Kita ingin sepakbola maju, tetapi ketika sepakbola (pertandingan) merenggut korban jiwa, tentu bukan sepakbolanya yang harus kita salahkan. Tetapi pembinaan terhadap suporter dan pendukung yang harus kita tekankan," tuturnya pada Tribunjogja.com, ketika menghadiri prosesi pemakaman Muhammad Iqbal, Jumat (27/8/2018).
Baca: Iqbal, Remaja Korban Bentrokan setelah Derby DIY Bukan Suporter
Kedepan, ia menegaskan, penting adanya pendataan terhadap suporter dan para pendukung kesebelasan sepakbola.
Dalam tragedi pertandingan kemarin, Halim menegaskan bahwa posisi pemerintah kabupaten Bantul hanya sebagai pemilik stadion yang disewa oleh panitia pelaksana.
"Pemkab Bantul posisinya hanya disewa fasilitasnya. Bahkan kami tidak menjadi panitia. Yang punya gawe PSIM dan kita hanya disewa. Perannya kita (Pemkab Bantul) hanya punya lapangan, itu saja," tegas dia. (*)