Kulonprogo

Desa Sulit Akses Air Bersih di Kulonprogo Semakin Bertambah

Sebelumnya, wilayah tersebut tidak termasuk dalam peta BPBD atas 12 desa yang terdampak kekeringan dan sulitnya akses air bersih saat musim kemarau

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
ist
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Ancaman kekeringan dan sulit air bersih yang dihadapi sebagian warga Kulonprogo kini semakin meluas.

Semakin banyak warga yang mengajukan permohonan bantuan air bersih.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Ariadi mengatakan dalam seminggu terakhir pihaknya mendapatkan laporan bahwa warga Desa Hargomulyo, Kecamatan Kokap mulai mengalami kesulitan air bersih.

Sebelumnya, wilayah tersebut tidak termasuk dalam peta BPBD atas 12 desa yang terdampak kekeringan dan sulitnya akses air bersih saat musim kemarau tahun ini.

"Warga Hargomulyo melaporkan sudah semakin sulit mendapatkan air bersih," kata Ariadi, Senin (23/7/2018).

Baca: Dorong Penanaman Modal di Kulonprogo, Desa Diminta Sadar Potensi

Sebelumnya, BPBD mencatat warga terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih berasal dari 12 desa di enam kecamatan.

Yakni, di Kecamatan Kalibawang (Banjarasri, Banjararum, Banjaroya, dan Banjarharjo), Girimulyo (Purwosari, Jatimulyo, Giripurwo, dan Pendoworejo), Sentolo (Salamrejo), Samigaluh (Sidoharjo), Nanggulan (Tanjungharjo), serta Kokap (Hargowilis).

Ariadi mengatakan, jumlah desa terdampak itu dimungkinkan masih bisa bertambah seiring memuncaknya musim kemarau.

Ada sejumlah desa yang mengalami kejadian serupa namun belum melaporkan ataupun meminta bantuan air bersih.

Baca: Wilayah Terdampak Kekeringan di Kulonprogo Terus Meluas

Di sisi lain, pintu air Waduk Sermo untuk saluran irigasi kini juga telah ditutup seiring dimulainya masa tanam ke-III.

Hal itu menjadi keputusan dalam rapat koordinasi Komisi Irigasi Kulonprogo bersama pengelola Waduk Sermo dan juga Dinas Pertanian dan Pangan (DPP).

"Masa tanam II sudah selesai dan saat ini tidak dibutuhkan air sehingga pintu air ditutup mulai Senin," jelas Kepala Monitoring Waduk Sermo, Novika Prabowo Andriyanto.

Penurunan volume air dalam waduk memang terjadi saat musim kemarau ini.

Pada Kamis (12/7/2018) lalu, ketinggian permukaan air berada pada level 125,05 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan bukaan debit air sebesar 150 liter per detik.

Sedangkan awal pekan ini ketinggian air waduk turun ke level 124,74 mdpl.

Meski begitu, Novika mengatakan persediaan air bersih untuk kebutuhan warga diprediksi masih aman hingga Oktober nanti.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved