Aktivitas Merapi
Hampir 3 Bulan, Gunung Merapi Tetap Berstatus Waspada
Tercatat oleh BPPTKG Yogyakarta aktivitas Gunung Merapi hingga hari ini (19/7/18) masih mengeluarkan asap dari kawah.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Aktivitas Gunung Merapi sejak letusan pada tanggal 11 Mei 2018 lalu hingga hari ini membuat statusnya masih di tingkat Waspada (level II).
Tercatat oleh BPPTKG Yogyakarta aktivitas Gunung Merapi hingga hari ini (19/7/18) masih mengeluarkan asap dari kawah.
Asap kawah bertekanan rendah berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 50 meter teramati dari CCTV pengamatan BPPTKG Yogyakarta.
Baca: Gunung Merapi Tenang Namun Tetap Berstatus Waspada
Bila dilihat aktivitas kegempaan, Gunung Merapi masih mengalami guguran, multiphase dan tektonik jauh.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menuturkan, Gunung Merapi masih berstatus Waspada (level II).
Letusan freatik bisa terjadi tanpa disertai tanda-tanda awal.
Hanik meminta masyarakat tetap mematuhi rekomendasi dan tingkat aktivitas Waspada.
Mempertimbangkan dinamika Gunung Merapi saat ini, maka kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
"Untuk jarak atau radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ujar Hanik pada Tribunjogja.com, Kamis (19/7/2018).
Baca: Masih Berstatus Waspada, Seperti Inilah Aktivitas Terkini Gunung Merapi
Lanjut Hanik, masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenahi erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sodial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana nomor 15 Yogyakarta, telepon (0274)514180-514192.
Diberitakan sebelumnya, Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santosa menjelaskan, bila asap putih ini terus keluar maka artinya, terjadi release atau pelepasan gas yang seharusnya memang setiap saat dikeluarkan.
Bila terjadi sumbatan maka khawatir bakal memicu letusan seperti pada tanggal 11 Mei dan 1 Juni 2018 kemarin.
Bila melihat sejarah erupsi Gunung Merapi dalam dua dekade terakhir, maka tercatat pada tahun 1998, 2001, 2006 dan 2010 gunung ini mengalami erupsi.
Sejarah erupsi Gunung Merapi mencatat, letusan cenderung bersifat efusif, artinya magma keluar dengan cara meleleh. (*)