Kawasan Heritage Kauman

Architectural Conservation Field School Wujudkan Kauman Sebagai Heritage Masa Depan

Architectural Conservation Field School Wujudkan Kauman Sebagai Heritage Masa Depan

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/ Noristera Pawestri
Peserta Architectural Conservation Field School berkeliling untuk melakukan pendataan dan observasi kawasan Kauman, Selasa(10/7/2018) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM - Jurusan Arsitektur Ull menggandeng Jurusan Arsitektur National University of Singapore (NUS) dan University Malaya Malaysia (UM) menggelar Kauman UM-NUS-UII Architectural Conservation Field School pada 9 Juli hingga 2 Agustus di Pendopo Dalem Pengulon.

Departemen Arsitektur NUS, Johannes Widodo mengatakan, melalui kegiatan Field School ini, nantinya para mahasiswa diminta untuk menggali pengetahuan yang ada di Kauman.

"Kauman bukan hanya sekadar bekas pedagang batik, bukan karena pasar tiban, tapi lebih dari itu, ada kaitannya dengan sejarah," papar Johannes Widodo kepada Tribunjogja.com, Selasa (10/7/2018).

Ia menambahkan, masih banyak cerita di balik bangunan-bangunan yang ada di Kauman yang nantinya akan digali lebih lanjut dalam kegiatan Field School selama tiga minggu ini.

Baca: Dinas Perindag Sleman akan Berlakukan E-Retribusi di Pasar Tradisional

Selain itu, dalam kegiatan ini nanti juga akan diadakan pameran di akhir program yakni pada 1 Agustus mendatang yang juga disusul dengan penerbitan buku dalam kegiatan ini.

"Rencananya pada 1 Agustus nanti ada dari universitas lain yang akan diundang. UNPAD akan mengirim 30 mahasiswa ke sini," lanjut dia.

Rangkaian kegiatan dalam Field Trip ini pada minggu pertama, para peserta akan berkeliling untuk mendata dan melakukan observasi dan berkomunikasi dengan masyarakat setempat untuk menggali cerita-cerita yang ada di Kauman.

Peserta Architectural Conservation Field School berkeliling Kawasan Kauman untuk melakukan pendataan
Peserta Architectural Conservation Field School berkeliling Kawasan Kauman untuk melakukan pendataan (Tribun Jogja/ Noristera Pawestri)

"Cerita itu dikaitkan dengan tempat sehingga muncul cerita-cerita yang surprise yang orang belum pernah tau, termasuk yang sudah tahu," paparnya.

Selain itu, ia menambahkan, peserta juga diminta untuk melihat masalah-masalah apa saja yang ada di Kauman, misalnya perubahan fungsi, perubahan status tanah atau bangunan yang tidak dipelihara.

Pada minggu kedua, para peserta diminta membuat manual rencana, yakni berupa usulan-usulan seperti apa saja untuk biaa melestarikan Kauman baik secara fisik maupun secara komunitas.

Lebih lanjut ia menjelaskan, nilai-nilai apa saja yang terkandung di Kauman inilah yang harus dilestarikan.

"Pameran nanti tujuannya menghasilkan siswa sesuatu yang bisa dikembalikan kepada masyarakat kepada penduduk di sini, kepada Kota Yogyakarta, pemerintah untuk menghasilkan input kebijakan," terang dia. (tribunjogja)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved