Program PerpuSeru
Sesuaikan Dengan Kebutuhan, Perpustakaan Harus Bertransformasi Berbasis Teknologi
Sesuaikan Dengan Kebutuhan, Perpustakaan Harus Bertransformasi Berbasis Teknologi
Penulis: Rizki Halim | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Seiring dengan kebutuhan zaman yang semakin berkembang, maka tuntutan akan akses pengetahuan juga akan mengikuti perkembangan yang ada.
Oleh sebab itu, sejak tahun 2011, Coca-cola Foundation Indonesia melaksanakan program PerpuSeru yang menjadi dasar transformasi perpustakaan berbasis teknologi.
"Isu fundamental yang terjadi selama ini karena keterbatasan akses terhadap pengetahuan dan informasi, oleh karenanya tranformasi perpustakaan akan membuat cara yang fleksibel dan gratis," jelas Chief Executive Coca-cola Foundation Indonesia, Titie Sadarini, Jumat (6/7/2018).
Hingga saat ini program PerpuSeru telah menjangkau 18 Provinsi, 104 perpustakaan kabupaten dan 768 perpustakaan desa.
Tidak hanya pemberian fasilitas, yang lebih penting, masyarakat juga bisa diberi workshop di perpustakaan guna dapat meningkatkan mutu SDM.
"Paradigma masyarakat perpustakaan selalu identik dengan buku, padahal orang belajar tidak harus dari buku, jadi kita harus menyesuaikan dengan zaman," imbuh Titie.
Karena miliki potensi yang besar dalam memberdayakan masyarakat, program PerpuSeru juga mendapat dukungan dari pemerintah.
"PerpuSeru menarik perhatian pemerintah untuk kemudian mendorongnya menjadi kegiatan prioritas nasional bertajuk Transformasi Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial," kata Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Sub Direktorat Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Didik Darmanto.
Menurutnya perpustakaan masih memegang peran penting dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya PerpuSeru sudah mampu mengembangkan tradisi dan budaya baca dalam proses membangun masyarakat berpengetahuan.
"Perpustakaan memainkan peran penting sebagai pembentuk literate society, dan saat ini literasi sudah diadopsi sebagai salah satu indikator penting dalam pembangunan sosial ekonomi," pungkas Didik.(tribunjogja)