Lipsus Pengembang Siasati Amdal

Warga Terban Khawatir Proyek Apartemen Punahkan 8 Mata Air

Warga takut pembangunan apartemen itu membuat nadi aliran air menuju delapan titik belik atau sumber air bagi ratusan warga terputus.

Penulis: sis | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Hening Wasisto
Suasana lahan calon pembangunan apartemen di Jalan Prof dr Sardjito Terban Gondokusuman, Minggu (15/4/2018) siang. 

TRIBUNJOGJA.COM - Saat masih bernama Taman Melati Sardjito, penolakan warga atas rencana apartemen ini pernah dilaporkan ke Ombudsman, Forpi, lurah, camat, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perizinan (Dinjin), dan sejumlah pihak berwenang.

Penolakan yang disampaikan tersebut berbuah dengan tak lolosnya dokumen AMDAL untuk Taman Melati Sardjito.

Namun setelah apartemen tersebut berganti nama, meski masih di lokasi dan pengembang yang sama, warga penolak merasa kecolongan.

Kini pengembang telah melakukan proses pengurusan AMDAL dengan nama baru yaitu Apartemen Dhika Universe.

Tulus menekankan pembangunan apartemen di wilayahnya akan lebih banyak memberikan dampak buruk bagi lingkungan dan kondisi sosial.

Di antaranya dampak fisik adanya proyek itu, yaitu adanya getaran tanah saat pembangunan, mengingat kawasan kampung Terban berada di kawasan tebing Sungai Code.

Ditakutkan akan terjadi polusi udara, kebisingan, limbah air dan mengeringnya air tanah.

Selain itu, pembangunan apartemen itu juga bakal membawa dampak buruk bagi sistem sosial warga Terban.

"Kemungkinan terjadinya disintegrasi warga karena budaya luar yang berbeda dan belum tentu sesuai dengan budaya setempat," jelasnya.

Dampak buruk

Sejak awal, rencana pembangunan apartemen itu ditolak sebagian warga RT 01 dan 02 Kampung Terban.

Sebagian warga RT 01 dan 02 Kampung Terban menolak rencana proyek apartemen tersebut karena khawatir akan berdampak buruk bagi lingkungan dan kondisi sosial.

Sebagian warga tersebut khawatir keberadaan apartemen bakal mengakibatkan air tanah mengering.

Selain itu, mereka takut pembangunan apartemen itu membuat nadi aliran air menuju delapan titik belik atau sumber air bagi ratusan warga terputus.

Lokasinya juga berdekatan langsung dengan aliran Sungai Code sehingga dikhawatirkan akan membawa masalah pelik.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved