Stephen Hawking Ternyata Pernah Disarankan Dokter untuk Matikan Mesin Penunjang Hidupnya
Pria kelahiran Oxford tersebut telah banyak menerbitkan buku-buku populer yang menyelidiki misteri alam semesta.
Penulis: Hanin Fitria | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM - Stephen Hawking, fisikawan asal Inggris yang brilian meninggal dunia di usia 76 tahun.
Ia meninggal di kediamannya di Cambridge, Inggris, Rabu (14/3/2018).
Pria kelahiran Oxford tersebut telah banyak menerbitkan buku-buku populer yang menyelidiki misteri alam semesta.
Stephen merupakan seorang fisikawan yang menderita penyakit amyotrophic lateral sclerosis, yang awalnya diyakini akan membuat hidupnya tidak akan lama.
Akibat penyakit itu, Hawking menjadi lumpuh dan harus menggunakan kursi roda.
Dilansir www.tribunjogja.com melalui situs The Guardian, Stephen Hawking mengatakan bahwa dirinya pernah ditawari oleh seorang dokter untuk mematikan mesin pendukung hidupnya.
Saat itu ia tampak sangat sakit dan sedang menulis sebuah buku ' Sejarah Singkat tentang Waktu'.
Dalam sebuah film baru, fisikawan terkenal tersebut bercerita tentang bagaimana pada tahun 1985 dia mengira bahwa pneumonia yang tertular akan menghentikannya untuk menyelesaikan buku yang kemudian terjual 10 juta kopi.
Tapi istri pertamanya, Jane Hawking, menolak untuk mengakhiri kehidupan suaminya dan menuntut dokter di Swiss mengembalikannya ke Cambridge.
Meskipun perawatan yang menyelamatkan nyawa membuatnya tidak dapat berbicara, penderita penyakit motor neuron ini kemudian menerbitkan buku yang membuatnya terkenal di seluruh dunia, tambah surat kabar tersebut.
"Para dokter mengira saya sejauh ini telah memilih Jane untuk mematikan mesin," kata Hawking saat berusia 71 tahun dalam film dokumenter tersebut.
Menurutnya, minggu-minggu awal saat melaukan perawatan intensif adalah hari paling gelap dalam hidupnya.
"Tapi pelan-pelan obat itu berhasil, meski sayatan kecil di tenggorokan saya merampas kemampuan saya untuk berbicara, saya kemudian dimasukkan ke ventilator dan harapan untuk menyelesaikan buku saya terasa terlalu berat," lanjutnya.
Hawking berbicara secara terbuka tentang dua pernikahannya yang gagal, yang kedua bersama Elaine Mason.
Dia mengungkapkan bahwa dia telah menghidupkan kembali persahabatan dengan istri pertamanya, yang juga hadir dalam film dokumenter tersebut dan berbagi dengan hati dia saat memutuskan pernikahan mereka.
Mantan profesor matematika Lucasian di Universitas Cambridge berharap dapat melakukan perjalanan ke luar angkasa dengan bisnis wisata luar angkasa Sir Richard Branson, Virgin Galactic.
Film dokumenter tersebut, Hawking, telah dirilis akhir tahun 2015 yang lalu.
(Tribun Jogja/Hanin Fitria)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											