Penyerangan Jemaah Gereja di Sleman
Kesaksian Jemaat Gereja St Lidwina, 'Kami Hendak Misa, Lalu Pelaku Menyabetkan Pedang Membabi Buta'
Sembari berteriak tanpa terdengar jelas lafalnya, pelaku membabi buta menyerang jamaat juga Romo dengan sebilah pedang.
Penulis: app | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Minggu (11/2/2018) pagi, suasana di Gereja Santa Lidwina Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman berlangsung seperti pada hari Minggu sebelumnya.
Ratusan jamaat gereja tersebut sedari pagi hari telah berbondong-bondong untuk melaksanakan peribadatan misa.
Belum sampai pukul 07.00, Gereja Katolik yang berdiri sejak 1970 tersebut telah dipenuhi hampir 300 jemaat.
Dijadwalkan, pukul 08.00 misa akan segera dimulai dengan dipimpin oleh Romo Karl Edmun Prier, SJ, seorang pria kelahiran Jerman sekitar (80) yang kini telah berpaspor Indonesia tersebut.
Tak ada yang berbeda di Minggu pagi itu, langit pun tampak cerah, hingga akhirnya keadaan tiba-tiba berubah.
Seorang pria tak dikenal mengacaukan peribadatan tersebut. Mengenakan baju putih, udeng di kepalanya, serta menggenggam sebilah pedang sepanjang satu meter, pria tersebut mengancam seluruh jemaat gereja.

Soekatno, Ketua Gereja Santa Lidwina menjelaskan kejadian tersebut terjadi pada 07.15 saat misa hendak dimulai.
Sembari berteriak tanpa terdengar jelas lafalnya, pelaku membabi buta menyerang jamaat juga Romo dengan sebilah pedang.
"Pada saat itu sedang perayaan Ekaristi baru dimulai setelah perarakan nyampe di depan altar kita jengkeng. Setelah itu saya meletakan injil di depan alatar. Lantas setelah itu dari belakang terdengar teriakan gemuruh sudah banyak yang kena bacok," jelasnya.
Sementara itu, salah satu saksi yang enggan disebutkan namanya menjelaskan pelaku memasuki gereja lewat gerbang utama.
Sebelum memasuki dalam gereja pelaku sempat menyabetkan pedangnya kepada Budijono (44), warga Nogotirto, Gamping, Sleman.
Dua kali sabetan melayang di tengkuk Budiono. Beruntung anak Budiono yang berada di dekat pelaku tidak terkena sabutan.
Seakan belum puas, pelaku kemudian merangsek ke dalam Gereja melukai sejumlah orang di antaranya Yohanes Trianto dan Martinus Parmadi Subiantara.

"Saat itu kondisi jemaat sedang berdiri," terang saksi.