Kapolres Sleman Berbagi Pengalaman Saat Bertugas di Sudan

Tidak hanya menjalankan misi perdamaian, bermacam suka duka hingga pengalaman di kancah internasional menjadi ilmu berharga

Penulis: app | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Panji Purnandaru
Kapolres Sleman, AKBP Muchamad Firman Lukmanul Hakim saat ditemui Tribun Jogja di ruangannya, Selasa (6/2/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bertugas di negara yang tengah berkonflik menjadi tantangan tersendiri bagi seorang anggota kepolisian.

Tidak hanya menjalankan misi perdamaian, bermacam suka duka hingga pengalaman di kancah internasional menjadi ilmu berharga yang kelak bisa diterapkan di tugas-tugas selanjutnya.

Hal tersebut juga berlaku bagi Kapolres Sleman, AKBP Muchamad Firman Lukmanul Hakim, perwira dengan dua melati di pundak tersebut tercatat hampir dua tahun bertugas di Sudan, pada periode 2009 dan 2015.

Kepada Tribun Jogja, pria kelahiran Jakarta 42 tahun yang lalu tersebut pun berkisah selama bertugas untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di negara timur laut benua afrika tersebut.

Hingga akhirnya Firman mendapat berbagai penghargaan baik dari pemerintah Sudan, PBB, hingga terakhir mendapat penghargaan Satyalancana Bhakti Buana dari Pemerintah Republik Indonesia.

"Saya aslinya Bone, Sulawesi, tapi lahir di Jakarta," ujar Firman membuka obrolan di ruang kerjanya, Selasa (6/2/2018).

Baca: Yang Lain Pakai Motor, Kapolres Cilacap Pilih Antar Anak Pakai Sepeda

Firman berkisah, selepas lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1999 lalu, DIY menjadi daerah pertama ia bertugas.

Dimulai dari menjabat Danton Dalmas di Polresta, Reserse di Polresta, hingga menjabat Wakapolsek Depok, Sleman.

"Menjabat Wakapolsek Depok tahun 2001, yang sampai saya mengusulkan depok dipecah menjadi dua (polsek) waktu itu, hingga kini jadi tiga. Dulu di situ dinamika memang sudah tinggi," terangnya.

Setelah bertugas di DIY, pada 2003 Firman pun ditempatkan di berbagai posisi salah satunya di Mabes Polri dan Polda Metro Jaya.

Hingga akhirnya, pada 2009 kesempatan bertugas ke luar negeri tiba.

"Ceritanya itu tahun 2008 itu saya ada panggilan dari Mabes Polri untuk tes seleksi penugasan luar neeri. Ikut dan lulus. Kemudian datang tes dari PBB yaitu UNSAT (United Nation Selection Assistance Team) untuk menjadi Police Adviser. Tes 2008 lulus," jelasnya.

Baca: Razia Indekos di Wilayah Bantul, Polisi Sita Belasan Botol Miras

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved