EDP Tarik 8.000 Ember Telur Nyamuk ber-Wolbachia di Kota Yogyakarta

Penarikan dilakukan agar nyamuk ber-wolbachia dapat berkembang biak secara alamiah tanpa campur tangan EDP lagi.

Penulis: gil | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Ikrar Gilang
Peneliti utama Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta Prof. Adi Utarini asal UGM saat memaparkan usai penarikan ribuan ember nyamuk ber-wolbachia pada Selasa (19/12/2017) di Kompleks Balaikota Yogyakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta menarik 8.000 ember berisi telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia yang sudah dititipkan di beberapa wilayah Kota Yogyakarta sejak Maret lalu.

Peneliti utama EDP Yogyakarta Prof. Adi Utarini mengatakan, penarikan dilakukan agar nyamuk ber-wolbachia dapat berkembang biak secara alamiah tanpa campur tangan EDP lagi.

Selain itu, presentasi populasi nyamuknya sudah mencapai 80 persen.

"Sebagian besar wilayah sudah lebih dari 80 persen nanti selama dua tahun kita lihat dampaknya apakah dapat mengurangi penularan virus penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ke manusia," ujar Prof. Adi pada Selasa (19/12/2017).

EDP mengembangkan nyamuk berbakteri wolbachia yang dinilai bisa melawan nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi penyebab demam berdarah.

Nyamuk ber-wolbachia disebar agar kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti sehingga memberikan keturunan yang terpapar bakteri wolbachia dan populasinya diharapkan terus menurun.

Baca: Beri Edukasi Tentang Nyamuk Aedes Aegypti, EDP Dekati Komunitas di Yogya

Pada tahap pertama Agustus 2016-Maret 2017, EDP menitipkan 2.000 ember di tujuh Kelurahan, yakni Karangwaru, Kricak, Bener, Tegalrejo, Pakuncen, Wiobrajan, dan Patangpuluhan.

Lalu pada Maret-Desember 2017 ini EDP menitipkan kembali ke 35 kelurahan sebanyak 6.000 ember.

Prof. Adi menambahkan, meski sudah dilakukan penarikan, namun perkembangbiakan populasi nyamuk wolbachia di lokasi yang sudah disebar akan terus dipantau.

EDP juga memantau jumlah kasus demam berdarah dari warga yang terjangkit dan kasus di puskesmas.

"Dua tahun kedepan kita akan monitoring nyamuk dan kasus DB di puskesmas, karena ini bukan teknologi yang mengganti namun melengkapi dalam upaya menekan angka penyebaran virus DBD," tambahnya.

Sejak november 2017, sambungnya, EDP Yogyakarta mulai melakukan studi Applying Wolbachia to eliminate dengue (AWED).

Hal itu bertujuan untuk untuk mengetahui dampak penyebaran naymuk Aedes aegypti ber-wolbachia terhadap penurunan kejadian demam berdarah di Yogyakarta.

Baca: Wolbachia Diharapkan Dapat Menurunkan Kasus Demam Berdarah

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved