Wolbachia Diharapkan Dapat Menurunkan Kasus Demam Berdarah

Studi ini dilakukan dengan melibatkan 18 Puskesmas di Yogyakarta dan 1 Puskesmas Sewon Bantul.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: oda
facebook
Dr Riris Andono Ahmad MPH PhD 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Noristera Pawestri

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Meski Eliminate Dengue Project Yogyakarta (EDP Yogya) telah menarik ribuan ember berisi telur nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia, EDP Yogya masih tahap memonitor dampak pelepasan nyamuk Wolbachia di masyarakat Yogyakarta.

Penarikan ribuan ember pada minggu lalu ini dilakukan setelah pelepasan Wolbachia dianggap selesai.

Hal ini karena Wolbachia sudah mencapai stabil diatas level yang cukup tinggi yaitu 60%.

"Yang akan kami lakukan dan sudah kami lakukan adalah mencoba untuk melihat berapa banyak kejadian kasus DB dan membandingkan wilayah yang disebar Wolbachia dengan yang tidak itu besar mana yang terkena DB," tutur Dr Riris Andono Ahmad MPH PhD, Rabu (13/12/2017).

Ia mengatakan, studi ini dilakukan dengan melibatkan 18 Puskesmas di Yogyakarta dan 1 Puskesmas Sewon Bantul.

"Kami mulai mengimplementasikan di puskesmas secara bertahap dimulai di Puskesmas Umbulharjo. Semua puskesmas di kota akan dilibatkan dan dibantul yaitu Puskesmas Sewon," paparnya

Dirinya menambahkan, penelitian ini masih berlangsung hingga 2019 mendatang.

Menurutnya, waktu selama dua tahun ini karena tim EDP Yogya membutuhkan besar sample tertentu dalam penelitian.

"Kami belajar pengalaman sebelumnya untuk bisa mencapai 10.000 pasien butuh waktu 2 tahun dan akan lebih kuat buktinya," ujarnya.

Dengan penelitian ini ia berharap, Wolbachia dapat menurunkan kasus DB hingga setengahnya.

"Hipotesisnya kejadian kasus Demam Berdarah yang ada di wilayah yang tidak dilepas Wolbachia lebih tinggi dua kali lipat daripada wilayah yang dilepas Wolbachia," imbuhnya.

Ia menambahkan, ini merupakan penelitian pertama kalinya untuk bisa mengatakan  bahwa teknologi ini mempunyai dampak yang efektif pada penelitian ini. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved