BPBD Sleman Gelar Gladi Penanggulangan Bencana di Desa Merdikorejo

Desa tersebut juga memiliki barak pengungsian yang dapat menampung kurang lebih 400 warga.

Penulis: app | Editor: Ari Nugroho
zoom-inlihat foto BPBD Sleman Gelar Gladi Penanggulangan Bencana di Desa Merdikorejo
internet
Logo BPBD

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak 200 peserta dari 17 Padukuhan di Desa Mardikorejo, Tempel mengikuti gladi penanggulangan bencana di Lapangan Desa Merdikorejo, Senin (30/10/2017).

Gladi tersebut digelar Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sleman bersama BPBD DIY yang diikuti dengan pembentukan dan pengembangan Forum Pengurangan Resiko Bencana.

Desa Mardikorejo yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Tempel yang rawan terhadap ancaman Erupsi Gunung Merapi, dengan jarak kurang lebih 13 km, sehingga dipilih untuk dibentuk forum pengurangan resiko bencana.

Desa tersebut juga memiliki barak pengungsian yang dapat menampung kurang lebih 400 warga.

Sekretaris BPBD DIY Heru Suroso menjelaskan dari 438 desa yang ada, 301 desa merupakan desa rawan bencana yang diantranya terdapat di Kabupaten Sleman.

"Sebaik apapun protap yang telah ditetapkan tetapi jika belum pernah dilakukan simulasi maka perencanaan teresebut akan kurang maksimal," jelasnya.

Baca: BPBD Klaten Siapkan Posko 24 Jam Hadapi Potensi Bencana Musim Hujan

Terlebih berdasarkan pemetaan yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 terdapat 12 potensi ancaman bencana di DIY.

Diharapkan dengan gladi tersebut masyarakat semakin tangguh, apabola sewaktu-waktu bencana datang.

"Masyarakat adalah penerima dampak langsung dari bencana sekaligus pelaku. Oleh karena itu masyarakat perlu membuat mereka menjadi tangguh terhadap dampak bencana sehingga resiko korban jiwa, kerugian harta, dan lainnya bisa diperkecil dan dihindari," pungkasnya.

Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun yang turut hadir menjelaskan cara pandang masyarakat dalam menghadapi bencana harus diubah.

"Cara pandang dalam menghadapi bencana harus bersama-sama dan secara bertahap kita ubah dari yang semula responsif menjadi preventif yaitu pengelolaan resiko bencana," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved