Pemilos SMP Jadi Media Tanamkan Prinsip Demokrasi

Tujuan digelarnya Pemilos tingkat SMP memang untuk mensimulasikan teknis tata cara pemungutan suara melalui Pemilu.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Susilo Wahid
Para siswa-siswi SMP N 2 Pandak, Bantul menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos), Kamis (19/10/2017). Meski di lingkup sekolah, sistem Pemilos ini menggunakan sistem Pemilu pada umumnya. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Penggunaan sistem pemilu dalam Pemilos serentak tingkat SMP di Bantul, Kamis (19/10/2017) sengaja dilakukan demi menanamkan prinsip demokratis terhadap kalangan pelajar.

Tingkat SMP dipilih karena pemerintah ingin mempersiapkan generasi demokratis sedini mungkin.

Helmi Jamharis, Asisten Bidang Pemerintah Kabupaten Bantul mengatakan jauhnya jarak pelajar SMP untuk bisa menggunakan hak pilih bukan menjadi satu alasan.

"Kalau kita ingin hasil yang maksimal, harus kita kerjakan secepat mungkin, termasuk memberi pengalaman Pemilu kepada pelajar tingkat SMP," kata Helmi.

Dijelaskan Helmi, salah satu tujuan digelarnya Pemilos tingkat SMP memang untuk mensimulasikan teknis tata cara pemungutan suara melalui Pemilu.

Baca: Panitia Pemilos di Bantul Pakai Beskap

Sejauh ini, Helmi yakin seluruh siswa-siswi tidak kesulitan menjalankan alur pencoblosan mulai dari masuk Tempat Pemungutan Suara (TPS), mencoblos sampai memasukkan surat suara ke kotak suara.

Namun jauh lebih penting dari hal teknis, pemerintah ingin menanamkan prinsip demokrasi itu sendiri kepada para pelajar di tingkat SMP.

Prinsipnya, semakin dini nilai luhur demokrasi ini dipahami maka pemahamannya akan semakin kental.

Bahkan dalam menentukan pilihan, setiap orang diberikan hak masing-masing.

Setiap orang juga harus menghargai hasilnya.

Targetnya, saat para siswa ini sudah punya hak pilih, mereka sudah sangat memahami arti demokrasi sehingga kualitas Pemilu akan lebih terjamin.

"Jadi dimulai dari lingkup terkecil seperti tingkat sekolah, mungkin nanti sampai tingkat desa atau kabupaten, sampai di tingkat paling tinggi yaitu pemilu nasional, di level manapun demokrasi harus dijunjung," kata Helmi.

Sementara itu salah satu siswi SMP N 2 Pandak yang kemarin mengikuti Pemilos di sekolahnya, Eka Fitria kelas VIIE mengaku tidak kesulitan menggunakan hak pilih.

"Karena sudah ada sosialisasi tentang tata cara mencoblos dari pihak sekolah sebelumnya, jadi tidak ada kesulitan sama sekali," kata Eka. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved