Atasi Tawuran dan Klitih Masuk Prioritas Sultan Lima Tahun Kedepan
Yang menjadi prioritas adalah peningkatan kualitas hidup, kehidupan, penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban
Penulis: dnh | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan HB X menyampaikan pidato sambutan atau pertama setelah dilantik untuk periode 2017-2022 di depan sidang paripurna istimewa DPRD DIY, Senin (16/10/2017).
Sultan menyampaikan misi untuk kemuliaan martabat manusia Jogja yang disebut Lima Kemuliaan atau Pancamulia.
Hal ini untuk mewujudkam visi yang diusung yakni Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja.
Dalam Pancamulia, satu diantaranya yang menjadi prioritas adalah peningkatan kualitas hidup, kehidupan, penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.
Satu upaya prioritas untuk lima tahun kedepan dalam mewujudkan "kehidupan" disebutkan Sultan adalah melalui penyelenggaraan urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.
Hal ini dalam bentuk pencegahan tawuran dan klitih.
Baca: DPRD DIY : Sultan Harus Lebih Progresif Atasi Kemiskinan dan Kesenjangan
"Dalam lima tahun ke depan, program dan kegiatan dilaksanakan untuk pencegahan terjadinya penyimpangan perilaku remaja pelajar seperti tawuran, klitih," kata Sultan.
Lebih lanjut, kata Sultan pencegahan ini dilakukan melakukan peningkatan pengawasan baik oleh sekolah maupun orang tua. Selain juga penambahan kegiatan sekolah dan kerjasama dengan pihak lain yang terkait dengan penguatan peran masyarakat, serta pencegahan tindakan kriminal.
Selain kententraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, upaya prioritas lain adalah dengan melalui penyelenggaraan urusan sosial. Dimana dalam lima tahun kedepan, program dan kegiatan diarahkan untuk penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial masyarakat melalui penguatan sumber kesejahteraan sosial.
Masalah remaja dan pelajar juga menjadi prioritas dalam Pancamulia ketiga. Disebutkan pancamulia ketiga adalah dilakukan melalui terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik pada lingkup masyarakat maupun lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang rasa, kesantunan dan kebersamaan.
Dalam hal harmonisasi kehidupan remaja, Sultan mengatakan dalam pendidikan harus dipastikan masyarakat mendapat pendidikan yang berbasis moral dan budi pekerti. Juga berorientasi pada jiwa kepemimpinan dan profesionalisme. Upaya lainnya adalah membangun hubungan emosional untuk saling mengenal dan memahami perbedaan.
"Seperti belajar antar sekolah pada kelas-kelas awal sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas untuk "saling kenal sekolah" sehingga mata rantai tradisi dan sejarah pertikaian atau tawuran antar sekolah tertentu dapat diputus," jelas Sultan.
Hal lainnya adalah untuk menanggulangi citra negatif DIY yang menjadi pusat pendidikan melalui pembinaan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba, alkohol dan seks bebas di kalangan pelajar dan mahasiswa.