Kisah Penjual Kue di Malioboro Lanjutkan Studi S2 ke China

dia berhasil masuk di jenjang S2 Antropologi Xuzhou Institute, China lewat jalur bea siswa yang digelar oleh pemerintah Cina

Penulis: sis | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNjogja.com | Hening Wasisto
Moch Zuber Syamsudin saat ditemui Tribun Jogja di kawasan pedestrian Malioboro pada Rabu (16/8/2017). Meskipun hanya berjualan kue nyatanya dia mampu meraih beasiswa S2 Antropologi ke China. 

Namanya Moch Zuber Syamsudin. Sudah 3 bulan ini, pria asli Pasuruan Jawa Timur ini menjajakan aneka kue dan roti di sepanjang kawasan Malioboro. Satu bungkusnya dihargai Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu. Udin biasa ditemui di depan Hotel Mutiara Malioboro.

RABU (16/8/2017) siang TribunJogja.com, berkesempatan untuk bertemu dengan pria 24 tahun ini. Terhitung dua hari sebelum puasa, Udin sudah mulai mencari peruntungan dengan berjualan.

Ini dilakukan untuk menambah biaya hidup di Negeri Tirai Bambu. Ya, tertanggal 28 Agustus 2017 esok, Udin mesti meninggalkan tanah air untuk melanjutkan studinya S2 Antropologi Xuzhou Institute, China.

Setiap harinya, Udin biasa menelusuri kawasan Alun-alun Selatan Yogya hingga kawasan Malioboro untuk menjajakan penganannya. Dipilihnya Malioboro karena dia menilai kawasan tersebut banyak wisatawan.

"Selepas salat subuh ya seperti ini, dari Alun-alun Selatan hingga Malioboro jualam seperti ini," terangnya.

Bila sedang ramai, katanya, dia mampu membawa 50-70 bungkus aneka panganan. Namun manakala sedang sepi dia hanya membawa 40 penganan yang biasa dia ambil di kawasan Kricak.

"Kalau ramai biasanya weekend. Sehari mesti habis kan setiap hari mesti baru. Kalau nggak habis biasanya saya kasihkan ke Panti asuhan, tukang becak atau pengemis," katanya.

Halaman
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved