Ini Pesan Presiden Jokowi terkait Bandara Internasional Kulonprogo
Mulai dari permasalahan yang ada di bandara dan juga akses dari bandara menuju Candi Borobudur, yang menjadi Kawasan Strategsi Pariwisata Nasional.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Beberapa waktu yang lalu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Pelaksana Tugas (PLT) Sekda DIY Rani Sjamsinarsi melakukan pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo di Jakarta untuk membahas Bandara Internasional Kulonprogo beserta akses dari dan menuju Bandara.
PLT Sekda DIY, Rani Sjamsinarsi mengungkapkan dalam pertemuan tersebut membahas program-program strategis nasional yang ada di DIY.
Mulai dari permasalahan yang ada di bandara dan juga akses dari bandara menuju Candi Borobudur, yang menjadi Kawasan Strategsi Pariwisata Nasional (KSPN) yang ada di DIY.
"Level teknis belum, misalkan soal JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan) yang terkena bandara, dulu yang (diusulkan) underpass itu belum. Kemarin diputuskan tidak boleh underpass karena membahayakan yang di atasnya," terangnya ketika ditemui seusai membuka acara di Museum Sonobudoyo, Rabu (26/4/2017).
Selain itu masih ada banyak alternatif jalur yang akan dioptimalkan dari Bandara menuju Borobudur. Mulai dari arah Sentolo, Dekso, Klangon, Wates, maupun melalui Bedah Menoreh yang direncanakan pihak Pemkab Kulonprogo.
"Nanti akan ada rapat lanjutan yang menajamkan (akses) itu," tandasnya.
Rani menambahkan, pada pertemuan yang juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tersebut, mengisyaratkan bahwa operasional Bandara Internasional Kulonprogo tetap seperti jadwal semula, yakni pada April 2019 mendatang.
"Pak Menhub ditanya Pak Presiden (jawabannya) pada April 2019 berfungsi. Belum selesai tapi berfungsi," tuturnya.
Terkait pesan dari Presiden, wanita yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) menerangkan bahwa Jokowi meminta agar DIY siap menyambut operasional Bandara Internasional Kulonprogo.
"Kita kan nggak ada SDA (sumber Daya Alam) sehingga yang dikembangkan jasa pariwisata dan industri kreatif. Kalau pariwisata pesan beliau, diintegrasikan jangan sendiri-sendiri, disinergiskan kelompok-kelompok. Kemudian kekuatan industri kreatif juga luar biasa, yang paling utama masyarakatnya supaya siap dan tidak tertinggal," pungkasnya. (*)