Kekerasan dalam Diksar Mapala UII

Rektor UII : Yang Dipukuli dengan Menggunakan Rotan Itu Tidak Ada, Hanya Ranting

Informasi itu diperoleh dari keterangan peserta maupun panitia Great Camping.

Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/Ikrar Gilang
Rektor UII Dr. Ir. Harsoyo M.Sc. dan ketua Tim Investigasi yakni Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UII Abdul Jamil saat menggelar jumpa pers pada Senin (23/1/2017) terkait meninggalnya dua mahasiswa UII usai melakukan diksar MAPALA di Tawangmangu, Jawa Tengah. 

TRIBUNJOGJA.COM - Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Harsoyo membantah bahwa dalam kegiatan Great Camping (GC) yang dilaksanakan pada 13-20 Januari 2017 lalu ada rotan yang digunakan untuk melakukan tindak kekerasan.

Informasi itu diperoleh dari keterangan peserta maupun panitia Great Camping.

"Memang dari investigasi awal ada indikasi kekerasan, namun saat ini masih didalami. Secara rinci seperti apa," ujar Harsoyo dalam jumpa pers, Selasa (24/01/2017).

"Yang dipukuli dengan menggunakan rotan itu tidak ada, yang ada hanya ranting. Katanya (peserta dan panitia) rantingnya hanya sekian," ucap Harsoyo sembari menunjukan jari kelingkingnya.

Baca: Tujuh Hal Mengerikan Diksar Mapala UII yang Tewaskan Tiga Pesertanya

"Itu yang di informasikan oleh peserta. Panitia yang kita temui juga mengatakan hanya ranting, tidak ada mempersiapkan rotan," imbuhnya.

Namun demikian, lanjutnya, tim investigasi masih bekerja guna mencari fakta yang lebih mendalam dan sedetail-detailnya, sehingga pihaknya bisa mengambil tindakan sesuai aturan di UII.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) angkatan 2015 meninggal dunia usai mengikuti The Great Camping yang merupakan kegiatan rutin Pendidikan Dasar Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) UII di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu 13-20 Januari 2017.

Dua mahasiswa yang meninggal yakni Muhammad Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro dan Syaits Asyam mahasiswa Teknik Industri. Syaits Asyam meninggal dunia pada Sabtu 21 Januari 2017 setelah sempat mendapat perawatan di RS Bethesda Yogyakarta.

Syaits Asyam sempat bercerita kepada ibunya saat dirawat di RS Bethesda bahwa punggungnya sempat dipukul rotan dan tubuhnya diinjak-injak. (*/wijaya kusuma/ kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved