Siklus Erupsi Gunung Merapi Bisa Berubah
Pemantauan kegempaan, deformasi, gas vulkanik, pemantauan visual, dan pemantauan lahar.
Penulis: akb | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Enam tahun pascaletusan 2010 lalu, saat ini aktivitas gunung Merapi yang terletak di bagian utara Yogyakarta belum menunjukkan peningkatan.
Perubahan siklus erupsi diperkirakan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta dapat mengalami perubahan.
"Merapi sampai saat ini belum ada trend kenaikan aktivitas vulkanik," ungkap Agung Nandaka, Kepala BPPTKG Yogyakarta, Rabu (26/10/2016).
(Baca juga: Hari Ini Tepat 6 Tahun Lalu Merapi Meletus Dahsyat, Begini Detik-detik Menegangkan Itu Terjadi)
Pemantauan aktivitas gunung Merapi terus dilakukan. Pemantauan kegempaan, deformasi, gas vulkanik, pemantauan visual, dan pemantauan lahar.
Pascaerupsi 2010 lalu, peralatan untuk mendukung pemantauan diperbayak. Sensor yang diletakkan berjumlah 70 buah, atau dua kali lipat dari sebelum letusan 2010. Selain itu, Agung menyebut saat ini peralatan juga lebih lengkap.
(Baca juga: BERITA FOTO : Letusan Dahsyat Merapi 26 Oktober Tepat Enam Lalu)
"Kita berharap bisa mendeteksi perubahan aktivitas Merapi dengan lebih baik," ujarnya.
Terkait siklus letusan Merapi, Agus Budi Santoso, Kasi Merapi BPPTKG Yogyakarta menuturkan dapat mengalami perubahan. Siklus Merapi dua sampai tujuh tahun dapat berubah menjadi siklus baru setelah letusan 2010.
"Kita sedang menunggu gejala siklus berikutnya yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda," ujarnya. (*)
