Mahasiswa UII Angkat Produk Susu Segar Jadi Yoghurt

Untuk menambah nilai jual susu yang dihasilkan oleh sapi milik peternak, mereka pun membuat yogurt dengan nama Yoghurtime.

Penulis: una | Editor: oda
Dokpri,
Mahasiswa Akutansi UII, Fatma Kurniawati Koto, Riska Putri Hartanto, Puja Latifah Hadina, Rima Ulfa Wildyana, mengajarkan pembuatan yogurt kepada masyarakat Desa Keditan, Kecamatan Ngablak, Magelang, untuk menambah nilai jual susu yang dihasilkan oleh sapi milik peternak. Mereka pun membuat yogurt dengan nama Yoghurtime. 

TRIBUNJOGJA.COM - Sebagai seorang yang berilmu, mahasiswa hendaknya membagikan ilmu pengetahuan yang dia dapat ke masyarakat luas agar bermanfaat.

Dan salah satu tri dharma perguruan tinggi yang harus menjadi tanggung jawab mahasiswa juga berkenaan dengan pengabdian terhadap masyarakat.

Hal itu juga yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII).

Melihat melimpahnya produk susu segar yang dihasilkan oleh peternak sapi di desa tempat mereka melakukan kuliah kerja nyata (KKN), mahasiswa UII pun tergerak untuk memperkenalkan cara pembuatan yoghurt kepada masyarakat.

Mereka adalah Fatma kurniawati Koto, Riska Putri Hartanto, Puja Latifah Hadina, Rima Ulfa Wildyana, mahasiswa Akutansi UII, yang mengajarkan pembuatan yogurt kepada masyarakat Desa Keditan, Kecamatan Ngablak, Magelang.

Untuk menambah nilai jual susu yang dihasilkan oleh sapi milik peternak, mereka pun membuat yogurt dengan nama Yoghurtime.

"Susu sapi segar memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk bernilai, seperti yoghurt, ice cream dan sebagainya. Namun sayangnya hasil olahan susu sapi di desa belum pernah dikembangkan sebelumnya. Peternak sapi hanya menjual susu murni tanpa diolah dengan harga jual murah sehingga tidak mempunyai nilai tambah," ungkap Fatma.

Sebelumnya, dikatakan Fatma, pihaknya pernah mengikuti pelatihan pembuatan yoghurt dari sebuah produk yogurt yang ada dipasaran. Ilmu itulah yang akhirnya mereka sebarkan ke masyarakat desa dengan membuat Yoghurtime.

Dengan tag line "This is time to be healthy", nama Yoghurtime muncul karena ketidaktahuan masyarakat mengenai khasiat yogurt. Ketidak tahuan itu, membuat masyarakat juga tak banyak yang tahu dan suka dengan minuman tersebut.

Memiliki tujuan untuk mengajak masyarakat meminum yogurt yang baik untuk pencernaan. Maka lahirlah Yoghurtime, dengan arti saatnya kita minum yogurt.

Dikatakan Rima, desa Keditan memiliki banyak peternakan sapi. Mereka pun tergabung dalam Kelompok Tani Garuda, dimana sapi para peternak ditampung dalam satu tempat. Setidaknya ada 30 ekor sapi perah di desa tersebut.

Tepatnya pada Agustus 2016,setelah melakukan observasi, mulai lah mereka membuat sosialisasi bersama ibu-ibu PKK desa Keditan, untuk memaparkan cara pembuatan Yoghurtime itu sendiri.

Untuk membuat Yogurt itu sendiri, Rima menjelaskan, awalnya susu dipanaskan sampai 80 derajat celcius. Dalam pemanasan tersebut, susu harus diaduk terus.

Pemanasan tersebut hendaknya juga jangan sampai terlalu mendidih. Setelah itu, susu didinginkan hingga mencapai suhu 30 derajat celcius.

Kemudian, susu dicampurkan dengan biang yogurt. Proses pun berlanjut pada proses inkubasi untuk aktivasi bakteri pada suhu kamar selama 7- 12 jam. Jika sudah, masukan ke kulkas agar tahan lama, dan baru setelah itu yogurt siap disajikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved