Aksi Mahasiswa UGM Tukar Satu Susu untuk Sebatang Rokok
Sebagian masyarakat masih belum sadar dan benar-benar paham tentang bahaya merokok.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri Kurniawan
TRIBUNJOGJA.COM,YOGYA - Sebagian masyarakat masih belum sadar dan benar-benar paham tentang bahaya merokok. Kalangan perokok yang kebanyakan berasal dari keluarga menengah ke bawah, lebih memilih untuk membeli rokok, daripada kebutuhan lain seperti susu yang lebih bermanfaat.
Berbekal keprihatinan tersebut, sejumlah mahasiswa dari Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Farmasi dan Peternakan UGM bersama-sama menggelar aksi damai memperingati Hari Anti Tembakau Internasional atau World No Tobacco Day (WNTD) dan Hari Susu Nusantara, Minggu (31/5/2015).
World No Tobacco Day yang jatuh pada tanggal 31 Mei, dan Hari Susu Nusantara yang dirayakan pada tanggal 1 Juni, dirangkai dalam satu acara pada hari Minggu (31/5/2015) yang diperingati secara rutin di dunia. Perayaan Hari Susu Nusantara, berpusat di Universitas Sriwijaya dan dirayakan di seluruh Indonesia.
Sebanyak lebih 200 mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Andalas bersama-sama turun ke jalan, membagi-bagikan susu kepada pengguna jalan dan masyarakat sekitarJalan Cik Di Tiro, Jalan Jendral Sudirman, dan Bunderan UGM.
Sebanyak lebih dari 800 gelas susu dibagi-bagikan kepada masyarakat. Sebelumnya pada acara peringatan Hari Susu Nusantara, Fakultas Peternakan UGM, mengadakan roadshow dengan membagikan sebanyak 4000 susu di fakultas-fakultas di UGM.
"Kami berkonvoi start dari bunderan UGM, ke Jalan Cik Di Tiro, Jalan Jendral Sudirman, membagi-bagikan susu kepada pengguna jalan dan masyarakat, khususnya merokok. Ketika ada perokok, kami himbau mereka untuk mematikan rokoknya dan menukarnya dengan susu yang kami sediakan," ujar Bima, Koordinator Hari Susu Nusantara.
Koordinator acara Hari Susu Nusantara, Bima, menuturkan, tujuan dari acara ini tidak lain adalah menyadarkan masyarakat akan gizi yang masih kurang di Indonesia, terutama konsumsi susu. Bima berharap, pemerintah dapat mengupayakan realisasi swasembada susu agar mencapai 50% untuk tahun 2020, dan dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia.
"Di Indonesia, masyarakat mengkonsumsi susu hanya kurang lebih 11 liter per kapita per tahun, Malaysia bahkan 50 liter per kapita per tahun, Amerika lebih 100 liter per kapita per tahun. Jika hanya 11 liter per tahun, itu artinya, rakyat Indonesia hanya dikasih satu tetes susu per hari," ujar Bima.
Yana Bintoro, Koordinator acara World No Tobacco Day, Hari Anti Rokok Sedunia di UGM, menegaskan, aksi ini melingkupi semua komunitas global yang diinisiasi dari WHO untuk merayakan hari anti tembakau. Tujuannya mengingatkan kepada masyarakat untuk sadar dan paham akan budaya merokok yang sangat membahayakan kesehatan dan merugikan secara ekonomi. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/bagi-susu_3105_20150531_183602.jpg)