Perguruan Tinggi Seharusnya Berorientasi Kualitas

Laporan Reporter Tribun Jogja, M Resya Firmansyah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kebijakan berorientasi kualitas seharusnya menjadi pola pikir semua yang terlibat dalam pengelolaan Perguruan Tinggi (PT). Baik Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi), Prof Edy Suandy Hamid.

“Pengelolaan PT yang tidak berorientasi kualitas bukan saja akan merugikan masyarakat atau mencetak pengangguran. Melainkan juga menimbulkan kemerosotan kredibilitas PT di mata publik,” ungkapnya kepada Tribun Jogja setelah mengisi Rapat Koordinasi Nasional PT Muhammadiyah dan Aisiyah, Minggu (19/4/2015).

Menyikapi persoalan aktual yang terkait dengan kewajiban rasio dosen dengan mahasiswa dari Dikti, Edy menyatakan bahwa PT memang harus berusaha mengembangkan SDM-nya.

Baik dari jumlah dosen, pendidikan dosen, jabatan akademik, juga mendorong dosen dan lembaga PT melahirkan karya-karya inovatif. Namun dia menggaris bawahi, kebijakan tersebut harus tetap realistis dan mungkin untuk dilaksanakan.

“Kalau melihat realitas yang ada, maka kebijakan rasio dosen mahasiswa akan sulit dilaksanakan secara penuh pada akhir tahun ini. Oleh karena itu, hal ini harus dikaji ulang dengan skim yang tepat dan tahapan yang jelas. Sehingga dapat dilaksanakan,” kata Edy.

Lebih lanjut Edy menjelaskan, pemerintah bisa mewajibkan PT memiliki rasio yang baik, antara jumlah dosen dengan mahasiswa. Tetapi juga harus memberikan solusi untuk PT yang kesulitan melaksanakannya.

“Misalnya dengan memberikan bantuan dosen PTN yang dipekerjakan pada PTS, seperti masa lalu yang banyak dilakukan. Jadi tidak hanya asal memerintah dan memberikan ancaman,” imbuh mantan Rektor UII ini. (tribunjogja.com)