Harga Beras di Sleman Turun Drastis
Harga komoditas beras di wilayah Sleman mengalami penurunan drastis dalam sepekan terakhir
Penulis: ang | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Angga Purnama
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN – Harga komoditas beras di wilayah Sleman mengalami penurunan drastis dalam sepekan terakhir. Padahal pada bulan Februari, harga beras sempat melambung tinggi.
Pantauan Tribun Jogja di Pasar Sleman, Selasa (24/3), harga beras jenis IR 64 dipatok Rp 8.500 per kilogramnya atau turun dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 11.000. Sedangkan beras jenis bramo yang sebelumnya dipatok dengan harga Rp 11.500 hingga Rp 12.000 menjadi Rp 9.800.
“Kedua jenis ini merupakan jenis beras yang paling banyak dicari oleh pembeli,” kata Mugiyono (40) seorang pedagang di Pasar Sleman.
Menurutnya kondisi ini dipengaruhi adanya panen raya di sejumlah daerah yang menjadi lahan produksi padi. Mudahnya beras yang didapatkan oleh pedagang membuat harga bahan pokok ini menurun.
“Hukum ekonomi, jika barangnya mudah maka harganya jadi murah. Berbeda dengan bulan lalu, harganya naik dan stok susah dicari,” papar pedagang asal Boyolali, Jawa Tengah itu.
Selain harga komoditas beras dengan kualitas sedang, penurun juga terjadi pada beras kualitas super. Kendati demikian, penurunan tidak terlalu signifikan yaitu berkisar Rp 500 dari harga sebelumnya.
Haris (20) pedagang sembako Pasar Caturtunggal, Depok mengatakan harga beras jenis C4 Super saat ini berkisar Rp 11.000 dari sebelumnya Rp 11.500 per kilogram. Sementara untuk mentik wangi sebelumnya dipatok Rp 13.000 menjadi Rp 12.500 per kilogram.
“Beras-beras kualitas super cenderung stabil karena stoknya sering tersedia. Berbeda dengan beras-beras kualitas sedanga yang banyak dicari. Jadi saat stok sedikit, harganya naik,” katanya menjelaskan.
Ia mengatakan melambungnya harga beras sebulan lalu itu terjadi lantaran adanya gagal panen di Sragen yang menjadi daerah pemasok beras. Sedangkan di daerah pemasok beras lainnya, seperti Klaten belum masuk waktu panen.
“Kondisi ini membuat stok beras di pasaran menjadi kurang sehingga harganya melambung,” kata dia.
Haris khawatir jika turunnya harga beras ini hanya sementara. Pasalnya pemerintah telah meningkatkan standar harga gabah di tingkat petani menjadi Rp 3.800.
“Jika harga gabah meningkat, tentu harga beras juga naik. Semestinya ada kontrol ketat harganya,” ujarnya. (tribunjogja.com)