UGM Bakal Tindaklanjuti Postingan Florence

Dosen Fakultas Hukum Internasional UGM Heribertus Jaka Triyana, ikut mengomentari kasus yang saat ini tengah hangat dibicarakan di media sosial

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Ikrob Didik Irawan
facebook
Dosen Fakultas Hukum Internasional UGM Heribertus Jaka Triyana, ikut mengomentari kasus postingan Florence yang saat ini tengah hangat dibicarakan di media sosial. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dosen Fakultas Hukum Internasional UGM Heribertus Jaka Triyana, ikut mengomentari kasus yang saat ini tengah hangat dibicarakan di media sosial terkait cacian pemilik akun path Florence terhadap warga Yogya. Florence sendiri dikabarkan adalah mahasiswa S2 di UGM.

Melalui akun facebooknya, Heribertus Jaka Triyan A dengan tegas mengatakan bahwa mahasiswa sudah seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara. Apalagi jika hal itu merendahkan harkat dan martabat orang lain.

"Seluruh mahasiswa FH UGM, tolong hati2 dlm berbicara. Sanksi akademik akan dikenakan kepada Anda jika bicara Anda ngawur dan merendahkan harkat dan martabat orang lain dan pihak lain. Tunggu Sdri FS, mhs MKN...temuan akan kami tindaklanjuti<" demikian tulisan yang ia posting sekitar pukul 13.00 WIB.

Sementara itu, pembicaran soal tindakan Florence ini semakin ramai dibicarakan di media sosial. Hal ini seiring dengan semakin banyak orang yang membagikan bukti-bukti "kicauan" Florence baik itu di Path maupun di Twitter. Mereka meretweet kembali "kicauan" Florence yang telah dibuat beberapa bulan yang lalu. Terutama tweet-tweet yang merendahkan warga Yogya.

Adapun hal ini bermula ketika pada Rabu (27/8/2014) kemarin, Florence hendak mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) motornya, Honda Scoopy di SPBU Lempuyangan. Saat itu, antrean kendaraan terutama motor cukup panjang.

Panjangnya antrean kendaraan yang mengular membuat Florence memilih menuju antrean mobil. Deretan mobil ini sedang mengantre mengisi Pertamax. Namun petugas SPBU kemudian menolak menuangkan BBM non subsidi itu ke tangki motor Florence .

"Saat itu, ratusan pengendara motor yang mengantre menyoraki tingkah Florence," kata Hendra Krisdianto, fotografer Tribun Jogja yang saat itu berada di SPBU.

Petugas SPBU lantas meminta Florence untuk ikut mengantre dengan kendaraan sejenis bersama pengedara motor lainnya.

Setelah kejadian itu, mucullah postingan Florence yang bernada kasar.

"Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja," tulis Florence di akun pathnya.

Ia bahkan menyebut tindakan petugas SPBU itu sebagai sebuah bentuk diskriminasi.

"Orang Jogja B******. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan. Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh. KZL," tulis Florence menjawab pertanyaan pemilik akun Rachel.

Postingan kontroversial ini pun kemudian diabadikan oleh para pengguna path dan membagikannya di jejaring sosial twitter. Hal ini pun langsung mengundang reaksi keras.

"@florencje_ Status S2, cara berpikir & ngomongnya kok KAMPUNGAN. Keluar aja dari Yogya," demikian komentar dari akun @mercurianearth.

Komentar lainnya dikirimkan akun @senorita_eve "kasihan dgn cewe @florencje_ niy,ngakuny S2 tapi cara bicarany gak ada cerminan intelektualnya,"

Dari penelusuran, diketahui pemilik akun path ini memiliki akun twitter bernama @florencje_. Ia juga sempat mengeluarkan kata-kata provokatif di jejaring twitter. Sejumlah pengguna twitter pun kembali mengunggah hasil capture postingan twitternya ini. Belum ada respon dari pemilik akun Florence tersebut, namun gelombang protes dan kritikan tajam terus mengalir di situs jejaring sosial twitter. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Tags
florence
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved