Papan Nama Malioboro Dikritik
Diseruduk Trans Jogja, Plang Nama Malioboro Dicopot
Papan nama baru Malioboro Senin (3/9/2012) pagi dicopot. Pencopotan papan nama itu lantaran pada Minggu (2/9/2012) diseruduk bus Trans Jogja.
Penulis: Rina Eviana Dewi | Editor: tea
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Papan nama baru Malioboro Senin (3/9/2012) pagi sempat dicopot. Pencopotan papan nama dengan desain warna-warni itu lantaran pada Minggu (2/9) kemarin diseruduk bus Trans Jogja.Setelah diperbaiki papan nama itu kembali dipasang Senin sore.
“Benar dicopot karena akan diperbaiki karena Minggu kemarin ditabrak busway,” jelas Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro, Syarif Teguh di Balaikota, Senin (3/9/2012).
Sementara papan penunjuk jalan dengan desain lama kembali di pasang di sisi timur. “Kita akan pasang dua-duanya (papan nama lama-dan baru) supaya memunculkan dua ikon yang dikawinkan sehingga saling sinergis,” terangnya.
Pemasangan papan nama baru yang banyak menuai kritik tersebut menurut dia bukan sebagai penunjuk jalan. Melainkan sebagai papan nama kawasan. Desain yang dikritik mirip rainbow cake itu katanya sudah dipikirkan. “Itu dibuat Dagadu sebagai bentuk CSR (Corporate Social Responsibility). Ada nilai filosofisnya,” ungkapnya.
Nilai filosofis desain baru itu katanya ditunjukkan dengan berbagai simbol yang ada di papan. Di papan itu terdapat gambar bangunan indis. Itu sebagai penggambaran bahwa kawasan Malioboro sebagai kawasan cagar budaya.
Angka 1775 menggambarkan Perjanjian Giyanti, perjanjian yang membagi Mataram menjadi dua yakni Yogyakarta dan Surakarta. Adapun pemilihan huruf warna-warni menggambarkan keragaman pelaku usaha Malioboro yang terdiri dari berbagai suku.
Rencananya setelah diperbaiki papan nama Malioboro yang baru akan tetap di pasang di ujung utara. “Dua-duanya tetap dipasang dan akan disempurnakan,” jelasnya.
Menurut dia pencopotan itu bukan lantaran pemasangan papan nama baru menuai kritik dari masyarakat. Akan tetapi karena ditabrak. Meski demikian ia tak menampik ,masukan dan kritik masyarakat akan didiskusikan. (*)