AK 47 Akan Digunakan Sebagai “Senjata Perdamaian”

Uniknya, mereka akan menginterpretasikan senjata mematikan tersebut sebagai senjata perdamaian.

zoom-inlihat foto AK 47 Akan Digunakan Sebagai “Senjata Perdamaian”
internet
Senapan AK 47
TRIBUNJOGJA.COM - Siapa tidak tahu AK- 47. Senapan laras panjang bernama lengkap Avtomat Kalashnikova 1947 ini pertama kali ditemukan oleh Mikhail Kalashnikov, ilmuwan senjata dari Rusia. Ia dikenal sebagai salah satu senapan serbu paling mematikan di dunia. AK 47 bisa dipastikan hadir dalam setiap medan peperangan. Tidak ada yang meragukan ‘prestasinya’ dalam menghabisi musuh. Lantas bagaimana jika secara kontradiktif, senjata perang ini diekspresikan sebagai medium pembawa perdamaian?

Hal itulah yang coba digagas oleh Bran Symondson, seorang fotografer, yang sempat menjadi tentara perang di Afghanistan. Seperti dikutip dari BBC, bersama 23 seniman lain, ia akan menggunakan 24 AK 47 yang sudah didekomisi, sebagai medium instalasi seni. Uniknya, mereka akan menginterpretasikan senjata mematikan tersebut sebagai senjata perdamaian.

 “Semua orang tahu AK 47. Saya pikir akan menjadi menarik untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang penuh intrik dan bernilai seni, daripada rasa takut,” ujar Bran.

Pameran yang akan diberi titel AKA Peace Exhibition ini bertepatan dengan Hari Perdamaian Sedunia 21 September mendatang. Selain pameran, akan digelar pula konser satu hari, yang diisi oleh antara lain Elton John dan James Morrison. Jake Chapman, sang kurator, mengakui bahwa biasanya sulit untuk memotivasi seniman vokal di aspek politik. Namun, kini, mereka nampak begitu bersemangat dengan isu ini.

“Memberi nilai estetis, kepada sesuatu yang selalu digunakan secara pragmatis, adalah perpaduan yang menarik, “ ujar Jake.

Para seniman mengakui interpretasi adalah salah satu hal yang harus benar- benar dicermati. “Setiap senapan, khususnya senapan militer, telah memiliki bayangan imaji yang penuh dan ikonik. Apa yang kita anggap ironi, belum tentu demikian di mata pengunjung, “ ujar Ben Langland, seniman perang yang telah berada di Afghanistan sejak 2002, dan turut berpartisipasi dalam seniman ini. “Senapan ini sangat ikonik, banyak klise bisa terbentuk atasnya. Kamu harus melahirkan sesuatu yang benar- benar telah dipikirkan masak- masak, namun di sisi lain, membawa pesan, “ imbuhnya. Bran Symondson, sang penggagas merasa yakin, bahwa lewat pameran ini, akan ada banyak pesan yang bisa disampaikan. “Kami yakin AK 47 akan menembakkan peluru-peluru perdamaian, “ ujarnya.

(Magang Tribun Jogja/Titus Febrianto)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved